Ukraina Makin Panas, Rusia Tak Kunjung Bergerak, AS pun Bereaksi

Foto dari AP

Kiev – Kondisi di Ukraina makin panas sejak terjadinya pembunuhan dua warga sipil, yang salah satunya merupakan politikus lokal, sementara Rusia yang diharapkan aktif “menenangkan” kelompok separatis Ukraina juga tak kunjung bergerak. Dua keadaan di sana membuat pihak Amerika Serikat pun bereaksi. Seperti dilansir dari BBC (Rabu, 23/4/2014), negara yang sangat sering bertindak bak polisi dunia tersebut menghubungi Rusia melalui Menteri Luar Negerinya, John Kerry.

Melalui percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, John Kerry menyampaikan keprihatinan negaranya terhadap Rusia yang tak kunjung melakukan langkah nyata, mewujudkan apa yang telah menjadi kesepakatan dalam pertemuan Jenewa minggu lalu. Pihak AS berpikir bahwa semakin suramnya kondisi Ukraina terjadi karena Rusia tidak segera menggunakan pengaruhnya kepada kelompok separatis pro-Rusia untuk menurunkan ketegangan di sana. Rusia pun juga diharapkan untuk menghimbau secara resmi dan publik agar massa pro-Rusia segera melucuti senjatanya dan meninggalkan gedung-gedung pemerintahan yang mereka kuasai. Wakil Presiden AS, Joe Biden, yang sempat berkunjung ke Kiev, menghimbau Rusia untuk “berhenti bicara dan mulai bekerja”.

Rusia pun tentu tak ingin dikambinghitamkan. Mereka menuduh pemimpin-pemimpin Kiev bersalah atas kolapsnya kesepakatan Jenewa tersebut. Rusia merasa bahwa kewajiban untuk menenangkan massa separatis tidak hanya menjadi tanggung jawab Rusia, namun juga Ukraina. Munculnya tuduhan bahwa Rusia telah memasukkan pasukan khususnya untuk menyamar dan berbaur bersama kelompok milisi pro-Rusia di Ukraina juga semakin memperburuk hubungan Barat dan Rusia. Krisis kepercayaan telah terjadi di antara negara-negara tersebut.

Perkembangan lain terkait isu ini antara lain adalah AS telah mendatangkan sekitar 150 pasukan militernya di negara sekutunya, Polandia. Ini merupakan langkah awal penerjunan kekuatan militer berjumlah 600 orang, yang bertujuan untuk menunjukkan sikap kesiagaan Nato di sekitar wilayah tersebut.

Ada pula pemberitaan yang mengatakan bahwa milisi pro-Rusia di wilayah Sloviansk telah menahan seorang jurnalis asal AS, Simon Ostrovsky. Wartawan tersebut bekerja untuk Vice News. Belum jelas bagaimana nasibnya saat ini.

John Kerry menyampaikan kepada Lavrov bahwa jika Rusia tidak mau bekerja sama mewujudkan kesepakatan Jenewa, maka sanksi lebih jauh dan lebih fatal akan dijatuhkan dunia Barat kepada Rusia. Sebuah peringatan yang sudah seringkali diucapkan, namun seakan tidak berefek pada Rusia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)