Sering Berdebat Berisiko Meningkatkan Kematian di Usia DiniKopenhagen – Sebuah penelitian di Universitas Kopenhagen, Denmark, menyimpulkan jika orang-orang yang sering terlibat dalam perdebatan dengan teman atau keluarga, atau terlalu sering cemas mengenai orang yang mereka cintai akan cenderung memiliki risiko kematian di usia dini, yaitu cenderung akan mengalami kematian di usia pertengahan tiga kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang jarang berdebat.

Seperti dilansir dari Live Science (Kamis, 8/5/2014), menurut penuturan dari Profesor Sosiologi Medis di Universitas Kopenhagen, Rikke Lund, sesekali melakukan perdebatan tak akan menjadi masalah, namun jika terllau sering maka akan menjadi berbahaya.

Penelitian ini sendiri melibatkan sekitar 10.000 pria dan wanita yang berusia antara 36-52 tahun, dengan menjawab pertanyaan seputar hubungan sosial sehari-hari mereka di tahun 2000 awal. Pertanyaan tersebut meliputi pertanyaan terkait konflik dengan teman, pasangan ataupun anak-anak mereka, selain itu juga apa mereka memiliki tingkat kekhawatiran tinggi pada teman dan anggota keluarga, ataupun tuntutan yang mereka jalani.

Sebelas tahun kemudian, 4% perempuan (196 jiwa) dan 6% pria (226 jiwa) telah meninggal. Hampir 50% dari jumlah kematian tersebut diakibatkan oleh penyakit jantung, bunuh diri dan kelainan hati akibat alcohol. Dari sini diketahui bahwasanya orang yang sering terlibat debat atau konflik memiliki risiko kematian dini hingga dua-tiga kali lipat selama masa studi tersebut, dibandingkan dengan orang yang menjawab jarang terlibat konflik.

Lund menambahkan, jika kekhawatiran berlebih dan perdebatan dapat memicu stress. Hal inilah yang kemudian berakibat pada timbulnya penyakit jantung, hipertensi dan ketergantungan alcohol yang dapat berujung pada kasus kematian di usia dini. (Choirul Anam – www.harianindo.com)