Tahanan Ditukar, Partai-Partai AS Bentrok

Foto Sersan Bowe Bergdahl.
(Sumber foto: CNN)

Washington – Partai politik Amerika Serikat dikabarkan tengah bentrok terkait kesepakatan penukaran tahanan yang baru-baru ini dilakukan oleh Pemerintah AS. Seperti dilansir dari BBC (Senin, 2/6/2014), penukaran seorang tentara AS bernama Sersan Bowe Bergdahl dengan lima anggota senior Taliban tersebut dianggap oleh Partai Republik dapat membahayakan nyawa warganegara AS di masa yang akan datang.
Senator AS, John McCain, mengatakan bahwa lima orang Taliban yang dibebaskan ini adalah sosok-sosok penting yang sangat berbahaya. Maka tak heran bila kebebasan mereka dianggap meningkatkan resiko bahaya tidak hanya bagi AS, namun juga seluruh pihak yang berseteru dengan Taliban. Kelima orang ini dibebaskan dan diantarkan ke Qatar.

Beberapa politikus Partai Republik AS mengatakan bahwa kesepakatan penukaran tahanan ini bukti bahwa Pemerintah AS telah melunak, dan memiliki celah untuk negosiasi dengan teroris. Salah satu petinggi Partai Republik, Mike Rogers, mengatakan bahwa Pemerintah AS telah ‘memberikan harga’ untuk negosiasi dengan Al-Qaeda.

Tentangan juga datang dari pihak Pemerintah Afghanistan. Mereka menganggap bahwa langkah AS dengan membebaskan dan mengembalikan tawanan Taliban tersebut kembali ke kelompoknya merupakan langkah ilegal dan melanggar hukum internasional.

Adapun keputusan pemerintahan Presiden AS, Barack Obama, mengenai penukaran ini masih dipertanyakan legalitasnya. Hal tersebut dikarenakan pihak Obama tidak memberikan keterangan atau laporan yang cukup jelas mengenai langkah ini.

Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, yang saat ini tengah berada di Afghanistan, mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan hal ini. Langkah ini dilakukan dengan sangat cepat dan taktis, karena memang pihak militer harus mengambil langkah yang cepat dan esensial untuk menyelamatkan nyawa Bergdahl.

Bergdahl, yang kini berusia 28 tahun, diterima oleh pasukan militer AS di Afghanistan, dan diterbangkan ke markas militer AS di Jerman untuk mendapat perawatan medis. Adapun orang tua Bergdahl di AS masih belum sempat berkomunikasi dengan puteranya. Keluarga korban juga disarankan bersiap terhadap kemungkinan gangguan yang dialami Bergdahl, seperti kesulitan berbahasa Inggris atau syok secara psikologis. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)