Harian Indo
Baghdad – Teror dan ancaman dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), atau yang memiliki nama baru Islamic State (IS) saja, terhadap warga minoritas di Irak semakin menjadi-jadi. Pembantaian-pembantaian terhadap penduduk minoritas yang tak mau bergabung dengan mereka kerap terjadi. Akibatnya, baru-baru ini dilaporkan bahwa sekitar 700 ribu warga etnik Yazidi mulai bergerak mengungsi ke wilayah Kurdistan.
Seperti dilansir dari Daily News (Jumat, 22/8/2014), Juru Bicara UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), atau badan PBB untuk mengatasi masalah pengungsi, Adrian Edwards, mengatakan bahwa jumlah pendatang yang memasuki wilayah Kurdistan telah mencapai 700 ribu orang. Sebagian besar dari mereka datang pada awal Juni 2014 kemarin. Dia melanjutkan bahwa jumlah ini terus bertambah tiap harinya, dan saat ini pendataan belum selesai dilakukan.
Sampai saat ini, UNHCR masih terus mengupayakan suplai bantuan untuk warga Yazidi. Rencana terbaru dari UNHCR adalah penyaluran bantuan sebesar 2.410 ton, yang dikirimkan dari darat, laut, maupun udara.
Edward menjelaskan bahwa prioritas utama adalah memberikan tempat tinggal yang layak bagi pengungsi. Hal tersebut diprioritaskan karena memang saat ini para pengungsi hidup dalam keadaan yang menyedihkan, layaknya gelandangan.
Berita ISIS lain
Berita ISIS Terkini: 100 Warga AS Bergabung Bersama ISIS
Berita ISIS Terkini: Satu lagi Jurnalis AS yang Masih Ditawan ISIS
Ratusan ribu warga Yazidi terpaksa melarikan diri, meninggalkan kampung halamannya, akibat pergerakan ISIS yang telah menduduki Kota Qaraqosh. Kota ini merupakan kota dnegan jumlah populasi umat Kristen terbanyak di Irak, selain juga warga Yazidi.
Yazidi merupakan komunitas etnik beragama yang berasal dari wilayah Kurdi. Mereka menganut agama yang menggabungkan Syia dan Sufi dengan kepercayaan yang terkait dengan Zoroastrianisme dan agama kuno Mesopotamia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
