Sumber Informasi Nama-nama Calon Menteri Jokowi-JK

advertisement:


22/10/2014

Jakarta – Molornya pengumuman susunan kabinet Jokowi-JK diprediksi oleh Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti bahwa memang tidak mudah memastikan seseorang yang tepat untuk duduk di kursi kementerian yang tentunya harus mempertimbangkan berbagai masukan dari beberapa kalangan.

Ketika ditemui wartawan harianindo, Rabu (22/10/2014), di Jakarta, Ray berpendapat bahwa ada sekitar enam sumber yang nantinya akan dipilih untuk dijadikan menteri untuk kurun waktu lima tahun kedepan. Diantaranya adalah tim transisi yang memang sejak awal telah memposisikan diri sebagai tim pemasok informasi kepada Jokowi, PDI Perjuangan, khususnya masukan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Selain itu masukan juga tentunya diberikan oleh Jusuf Kalla, selain ada juga institusi lain seperti Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang khususnya berkaitan dengan data-data kekayaan calon menteri.

Terlebih lagi untuk posisi menteri strategis seperti ekonomi serta yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat tentunya memiliki pertimbangan tersendiri bagi Jokowi. Terlebih lagi kandidat calon menteri tentunya ditindihi dengan kepentingan parpol dan ada juga kepentingan individu-individu, membuat Jokowi memiliki pertimbangan tersendiri.

Sebenarnya pokok permasalahannya bukan dinilai dari cepat atau lambatnya pengumuman menteri-menterinya. Namun menurut Ray bahwa sebenarnya cepat bukan berarti menunjukkan kematangan sedangkan jika terlambat belum tentu menunjukkan adanya kegamangan.

Masyarakat sendiri menilai bahwa tidak menjadi masalah siapa saja nama-nama yang masuk dalam cabinet Jokowi – JK, karena yang terpenting adalah bukan seorang mafia, bukan agen neolib, bukan koruptor, bukan pelanggar HAM, serta bukan agen masa lalu (orba).

Ray berpendapat bahwa saat ini dirasa menjadi waktu yang tepat bagi Indonesia untuk dapat menciptakan Negara yang bebas dari mafia, agen dari kepentingan korporasi dan negara asing, para koruptor, pelanggar HAM serta bebas dari keinginan untuk kembali ke zaman orba. (Choirul Anam – www.harianindo.com)

advertisement