Www.HarianIndo.Com

 

Terima Kasih Telah Berkunjung di Portal Berita Indonesia www.HarianIndo.Com. Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi.

 

Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

 

Jangan Lupa Like Fanspage HarianIndo, dan juga Follow Twitter serta G+ Kami.

 

Salam Admin,

HarianIndo

Aktual, Faktual dan Humanis

Home > Ragam Berita > Para Pakar Meneliti Naskah Kuno Yang Disebut Sebagai Alquran Pertama Di Dunia

Para Pakar Meneliti Naskah Kuno Yang Disebut Sebagai Alquran Pertama Di Dunia

Birmingham – Universitas Birmingham mengklaim jika mereka memiliki fragmen dari Al Quran pertama. Klaim tersebut pun langsung menjadi berita utama di berbagai negara.

Terdapat klaim yang berasal dari Timur Tengah jika fragmen tersebut adalah fragmen versi lengkap Al Quran yang pertama, yang ditugaskan kepada Abu Bakar. Penemuan ini pun menjadi penemuan penting di dunia Muslim.

Sayangya beberapa potongan telah jatuh ke beberapa tempat. Fragmen yang terdapat di Birmingham sendiri setidaknya berusia 1.370 tahun dan pernah berada di Masjid Amr ibn al-As di Fustat, masjid tertua Mesir.

Joseph Lumbard, seorang profesor di departemen bahasa Arab dan studi penerjemahan di American University of Sharjah, mengungkapkan jika penanggalan awal benar maka tidak ada lagi yang harus disingkirkan.

“Saya tidak akan mengabaikan bahwa bisa saja fragmen tersebut berasal dari naskah kuno yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit di bawah kepemimpinan Abu Bakar.”

“Saya tidak akan mengabaikan bahwa itu bisa saja menjadi salinan naskah kuno Usman. Saya juga tidak akan mengabaikan argumen Deroche, dia ahli di bidang ini,” kata Prof Lumbard.

Prof Thomas juga menyatakan bisa saja salinan-salinan dibuat, dan mungkin naskah Birmingham merupakan salinan dari salinan yang dibuat khusus untuk masjid di Fustat.

Jamal bin Huwaireb sendiri melihat penemuan ini sebagai “naskah tak ternilai” di Inggris, yang bukan sebuah negara Muslim, seperti mengirim pesan saling toleransi antar-agama.

“Kita harus menghormati satu sama lain, bekerja sama, kita tidak perlu konflik,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)