New York – Sudah rahasia umum bahwa sebagian besar orang di dunia yang menonton film dewasa memperoleh film tersebut secara gratis lewat internet. Meski demikian, ternyata industri tersebut tetap bisa bertahan dan bisa dikatakan terus berkembang di negara-negara maju.
Industri Film Panas di Amerika Serikat Butuh Penulis Skenario yang Berkualitas
Beberapa kalangan bahkan menilai bahwa APBN dari negara-negara berkembang atau miskin masih berada di bawah nilai dari industri film dewasa di seluruh dunia. Seperti dilansir dari NBC News, Sabtu (9/1/2016), total nilai investasi yang berkembang di industri tersebut disinyalir mencapai USD 97 miliar, atau setara dengan Rp 1.247 triliun.

Salah satu pendiri rumah produksi film dewasa, Steven Hirsch, mengatakan bahwa penghasilan mereka tetap bergantung pada penjualan DVD. Adapula penghasilan dari bisnis di internet yang tidak disebutkan presentasinya.

Dengan perkembangan yang cukup gila ini, maka secara tidak langsung kebutuhan tenaga kerja di dalam industri tersebut juga mengalami peningkatan. Kebutuhan tenaga kerja di industri film panas memiliki perbedaan tersendiri di tiap negaranya.

Khusus untuk Amerika Serikat, saat ini mereka mulai kekurangan sumber daya manusia untuk menjadi penulis skenario. Ternyata, industri film dewasa di AS memang mulai memikirkan sebuah jalan ceirta atau skenario kreatif yang akan dimasukkan sebagai bumbu dari adegan esek-esek yang menjadi menu utamanya.

New York Times bahkan menuliskan bahwa industri film dewasa di AS tengah membuka lowongan secara besar-besaran untuk merekrut penulis skenario. Padahal, bila dibandingkan “film serius” seperti di Hollywood dan lain-lain, pekerjaan penulis skenario di film dewasa cenderung remeh dan mudah dilakukan.

Namun demikian, tampaknya industri film dewasa di AS mulai berniat untuk menghasilkan satu tontonan yang lebih berkualitas lagi, yang lebih dari sekedar adegan persenggamaan. Buktinya, mereka menawarkan imbalan sebesar USD 1.000 atau senilai Rp 13 juta, untuk satu naskah yang tembus kepada tahap produksi film. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)