Home > Ragam Berita > Nasional > Kapten Putu Menceritakan Pengalamannya Saat Memutuskan Masuk Islam

Kapten Putu Menceritakan Pengalamannya Saat Memutuskan Masuk Islam

Jakarta – Ada sebuah pengalaman unik yang dialami oleh Kapten I Gusti Putu Ngurah Sedana sebelum memutuskan untun memeluk agama Islam. Dalam sebuah pelayaran yang memakan waktu 26 hari, Kapal Borobudur yang dinahkodainya menempuh ‘Jalur Kayu Manis’, rute perdagangan nenek moyang Indonesia di awal Masehi, sempat mengalami fase kritis dan hampir karam.

Kapten Putu Menceritakan Pengalamannya Saat Memutuskan Masuk Islam

Berdasar informasi yang dihimpun tim Harian Indo, Selasa (29/3/2016), rute berat di sekitar Madagaskar membuat kapal Borobudur yang merupakan kapal tradisional yang ditujukan untuk proyek napak tilas dan hanya mengandalkan layar itu terjebak badai.

Kapal dihoyak badai. Para awak kapal histeris dan banyak yang menangis. Awan hitam menghias langit dipadukan petir yang sambar-menyambar. Belum lagi kondisi kapal yang layaknya terombang-ambing arus bah.

Boleh percaya atau tidak, Kapten Putu, sang nakhoda kapal tiba-tiba mendengar suara adzan. “Begitu badai reda, saya tanya. Ternyata tak satu pun awak kapal lain yang mengaku melantunkan adzan,” kenangnya.

Pendek kisah, Senin, 23 Februari 2004 sore, Kapal Borobudur tiba di Pelabuhan Tema, Accra, ibu kota Ghana, yang artinya tuntas sudah proses napak tilas Jalur Kayu Manis. Kapal dibongkar dan kembali dikirim ke Indonesia untuk dirakit lagi dan dimuseumkan di kawasan Candi Borobudur sebagai bukti sejarah.

Ya, Kapal Borobudur memang dibangun merujuk relief kapal bercadik di sisi utara Candi Borobudur. Penggagas idenya adalah Philip Beale, veteran Angkatan Laut Inggris dan Nick Burningham, seorang Arkeolog Maritim.

Sang maestro pembuat Kapal Borobudur ialah Pak Assad, seorang pengraji asal Pulau Pagerungan Kecil, Madura. Sementara Kapten Putu layak diberikan apresiasi khusus karena berani bertaruh nyawa melayarkannya.

Lantas bagaimana kabar Kapten Putu? Kini pangkatnya sudah bukan Kapten. Dia menjabat Danlanal Sibolga. Bila bertemu dengannya, dengan senyum mengembang ia akan mengucap salam “assalamu alaikum” ataupun menjawab salam dengan “wa alaikum salam”. Ya, Gusti Putu Ngurah Sedana kini telah memeluk Islam, bahkan belum lama ini ia baru saja menjalankan ibadah haji, semua itu karena pengalaman uniknya menahkodai Kapal Borobudur. (Rani Soraya – www.harianindo.com)

x

Check Also

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Jakarta – Ribuan aset milik pemerintah DKI Jakarta terbengkalai di Pusat Penyimpanan Barang Daerah di ...