Jakarta – “Saya Muslim,dan dalam konteks sanitasi, ada sunnahnya” kata pemilik Kafe Jamban yang saat ini tengah menarik perhatian publik, Budi Laksono, Jumat (1/7/2016).

Kafe Jamban Dianggap Menjijikkan Namun Mengundang Rasa Penasaran

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, kemunculan Kafe Jamban mendapatkan respon besar dari masyarakat. ada yang pro, namun tak sedikit pula yang kontra. Pemilik Kafe Jamban, Budi Laksono (52) ternyata sudah 15 tahun peduli dengan sanitasi di Indonesia.

Ratusan ribu jamban telah dibuatnya untuk membantu warga yang belum memiliki akses sanitasi. Budi merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dan Queensland University of Technology Australia.

Tidak berhenti sampai disitu, dia juga mendapatkan gelar doktor di Universitas Diponegoro Semarang. Sejak 15 tahun lalu, Budi mulai melihat kondisi sanitasi Indonesia yang ternyata banyak warga belum memiliki jamban.

“Isu ini penting 49 juta orang Indonesia belum punya jamban, sedangkan kasus kematian termasuk anak-anak sangat tinggi akibatnya seperti infeksi usus, tipus, atau diare” kata Budi.

Berawal dari tesisnya berjudul Katajaga (kampung total jamban keluarga) Balatrine, ia mulai meneliti dan beraksi membuatkan jamban bagi warga yang belum memilikinya. Dibantu istrinya Dra Sri Peni Hernawati (49), kegiatan tersebut terus berkembang.

Usaha keras tersebut juga diapresiasi oleh Kodam IV Diponegoro dan diajak kerjasama untuk program jambanisasi. Pemerintah Kota Semarang juga turut membantu pendanaan jambanisasi tersebut. Hingga saat ini ada sekitar 173 ribu jamban yang dibuatnya bersama yayasan Wahana Bakti Sejahtera Semarang miliknya.

Para relawan yang membantunya kebanyakan berasal dari mahasiswa yang diajarnya di Undip dan Universitas Negeri Semarang. Sosialisasi yang baru-baru ini yaitu Kafe Jamban yang dibuka sejak sekitar 2 bulan lalu.

Dengan kafe yang harus melakukan reservasi sebelum dapat menikmati suasana disana itu, Budi memberikan pemahaman tentang peran pengunjung untuk menyadarkan masyarakat tentang sanitasi, dan bonusnya akan ada atraksi menyantap kuliner melalui jamban jongkok di atas meja. (Yayan – www.harianindo.com)