Harian IndoSeoul – Pemerintah Korea Utara (Korut) melalui Kementerian Luar Negeri Korut menganggap sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) kepada pemimpin Korut, Kim Jong-un, sebagai deklarasi perang dan mengancam akan memutus semua hubungan diplomatik antara kedua negara bila sanksi tersebut tidak dicabut.
“Ini adalah bentuk permusuhan terburuk dan deklarasi perang terbuka terhadap Korea Utara karena ini sudah jauh melampaui konfrontasi atas isu HAM,” demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/7/2016).
Pyongyang sebenarnya sudah sering mengeluarkan penyataan keras kepada AS namun penggunaan kata”perang” merupakan hal yang jarang dilakukan oleh Korut.
Sebelumnya, pemerintah AS melalui Departemen Keuangan AS, dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa Kim Jong-un bertanggungjawab terhadap pelanggaran HAM dan kekerasan yang terjadi di negaranya.
“Di bawah Kim Jong-un, Korea Utara terus menjalankan kesusahan dan kekejian yang tidak bisa ditoleransi pada rakyatnya sendiri, termasuk pembunuhan tanpa pengadilan, kerja paksa, dan penyiksaan,” sebut Departemen Keuangan AS.
Karena itu, dalam pernyataan tersebut AS terpaksa membekukan seluruh aset Kim Jong-un di AS dan melarang warga AS melakukan bisnis dengannya. Selain memberikan sanksi kepada Kim Jong-un, Departemen Keuangan AS juga memberikan sanksi yang sama kepada 10 orang pejabat tinggi Korut lainnya.
(Samsul Arifin)
