Home > Ragam Berita > Nasional > Ormas Islam di Tanjung Balai Sempat Memprotes Keberadaan Patung Budha

Ormas Islam di Tanjung Balai Sempat Memprotes Keberadaan Patung Budha

Tanjungbalai – Wihara Tri Ratna terletak di tengah kota Tanjung Balai persisnya di Jln Asahan Tanjung Balai, Sumatera Utara. Hasil pantauan Harian Indo, Sabtu (30/7/2016) Wihara didirikan sejak tahun 2006 dengan luas bangunan 1.432 meter persegi yang terdiri dari 4 lantai. Wihara tersebut dibangun dengan IMB yang dikeluarkan oleh Walikota dengan No. 648/237/K/2006.

Ormas Islam di Tanjung Balai Sempat Memprotes Keberadaan Patung Budha

Di atas lantai 4 wihara tersebut didirikan Patung Buddha Amitabha dengan tinggi 6 meter yang diresmikan sejak tanggal 8 November 2009. Patung Budha tersebut merupakan satu kesatuan dengan Vihara Tri Ratna.

Pada saat ini, Wihara Tri Ratna merupakan satu-satunya Vihara di Kota Tanjung Balai yang melayani sekitar 2.000 orang Umat Budha. Selain Vihara, di Kota Tanjung Balai juga terdapat 3 klenteng sebagai tempat sembahyang Umat Budha.Semenjak diresmikan, Vihara tersebut digunakan sebagai tempat ibadah umat Budha dengan nyaman.

Sayangnya, kenyamanan tersebut mulai terusik ketika tanggal 30 Mei 2010 dan 29 Juni 2010 beberapa ormas yang mengatasnamakan “Gerakan Islam Bersatu” melakukan demonstrasi ke Kantor DPRD dan Walikota Tanjung Balai.

Mereka mendesak pemerintah menurunkan Patung Buddha dengan alasan bahwa keberadaan patung tersebut tidak mencerminkan kesan islami di Kota Tanjung Balai dan dapat mengganggu keharmonisan di tengah-tengah masyarakat. (Yayan – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

CAPTCHA Image
Refresh Image

*

12465455_10205256660160520_652338149_o

Portal Berita Indonesia

 

Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi. Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

 

Aktual, Faktual dan Humanis