Jakarta – Baru-baru ini harga solar dikabarkan akan dinaikkan oleh PT Pertamina (Persero). Sedangkan untuk harga premium dikabarkan akan diturunkan. Hal ini akan dilakukan apabila Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi memutuskan hal tersebut.

Harga Bensin Premium Bakal Turun Lagi ? Jadi Berapa ?

Menurut dari Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, pihaknya kini sedang melakukan penghitungan harga keekonomian, baik solar maupun premium. Namun, penghitungan tersebut harus disesuaikan dengan penghitungan yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas sebagai keputusan finalnya.

“Kan yang menyatakan itu Pak Dirjen Migas (solar naik, premium turun), jadi kalau dari Pertamina kita siap saja kok posisinya gimana, dan kita terus berkoordinasi. Nanti silakan pemerintah yang punya domain untuk memutuskan harga BBM khusus penugasan (solar dan premium),” kata Wianda Pusponegoro ditemui di Gedung Patra Jasa, Jakarta, Rabu 28 September 2016.

Pada perhitungan yang telah dilakukan oleh Pertamina, Wianda menyebutkan harga keekonomian untuk solar pada bulan Juni masih sesuai dengan subsidi sebesar Rp500 per liter. Akan tetapi Wianda menegaskan bahwa untuk sekarang ini belum tentu sama karena tengah mempertimbangkan beberapa aspek.

“Jadi kan, Pertamina tidak bisa melakukan perhitungan secara sepihak. Kita hitung, dari Kementerian ESDM juga hitung. Keputusan terakhir ada di tangan Kementerian ESDM. Sama seperti Kementerian ESDM sudah memutuskan solar itu hanya disubsidi Rp500 per liter,” kata Wianda.

Soal kepastian harga baru tersebut, Wianda enggan membicarakannya dan tak mau berkomentar lebih jauh lagi. Hal tersebut disebabkan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Kementerian ESDM untuk melakukan penyesuaian harga premium dan solar.

“Kita jalan saja, ya pada saat Juni kemarin kita lihat dengan harga keekonomiannya masih sesuai subsidi Rp500 rupiah per liter untuk solar, itu Juni ya, saya enggak ngomong sekarang,” kata Wianda.

“Kalau ngomong sekarang nanti saya menimbulkan polemik lagi, karena nanti ada hitungan berapa sebenarnya. Jadi nanti kita tunggu saja hitungan dari pemerintah. Tapi saya lebih senang sama-sama membuka perhitungan itu dengan pemerintah,” tambah Wianda.

(bimbim – www.harianindo.com)