Medan – Belakangan ini semakin maraknya praktik mengemis di jalan-jalan yang ada di berbagai kota, salah satunya adalah kota Medan. Nyatanya, praktik mengemis ini justru dijadikan sebagai pekerjaan menguntungkan bagi mereka yang fisiknya masih sehat.

Modus Jadi Pengemis Buta, Pasangan Ini Raup Ratusan Ribu Rupiah Per Hari

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosker) Kota Medan pun menemukan praktik-praktik seperti tersebut dalam razia. Seperti hasil tangkapan tim URC yang menangkap pengemis yang pura-pura buta. Begitu diselidiki, ternyata keduanya ternyata seorang sepasang kekasih.

Menurut Kadinsosnaker Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis, puluhan pengemis yang terjaring umumnya dalam keadaan sehat dan normal. Banyak diantara mereka yang pura- pura buta, puntung kaki, tumbalkan anak dan lainnya. Hal tersebut merupakan akal-akalan mereka saja untuk mengharapkan belas kasihan dari orang.

Oleh sebab itu, dia mengimbau agar warga tidak memberikan uang kepada pengemis dimana saja. Sebab pengemis yang buta dan memiliki kaki sebelah tidak bisa dipercayai begitu saja. Tak terkecuali pasangan kekasih yang terjaring razia tersebut. Namun, Syarif enggan bersedia untuk mengungkap identitas pasangan ini.

“Umumnya, pengemis berasal dari luar Kota Medan. Itu kita peroleh setelah para pengemis ini ditangkap. Setiap hari, pengemis ini bisa mendapat uang Rp150 ribu,” terangnya saat ditemui di Gedung Balaikota, Selasa (22/11/2016).

“Saya tak ingat jumlahnya. Penting puluhan orang sudah kita amankan ke rumah singgah yang berada di Jalan Kenanga Raya. Sebelumnya, kita sudah mengirim delapan orang ke Panti Punggai di Binjai. Ada enam orang lagi mau kita kirim ke panti tersebut,” ucapnya.

Baca Juga : Pria Pengganggu Kampanye Djarot Akui Sangat Membenci Ahok

“Sedih juga kita lihat anak-anak mengemis dan jualan di jalanan. Karena, apa yang dilakukan dimanfaatkan orang yang bertanggugjawab. Bagi anak-anak yang ditangkap, kita minta orangtuanya datang untuk buat surat pernyataan. Jika tertangkap kembali, kita akan kirim anak-anak itu ke Panti Punggai,” pungkasnya.

(bimbim – www.harianindo.com)