Jakarta – Baru-baru ini, pemerintah Slovakia telah menyetujui sebuah aturan yang mencegah Islam menjadi agama resmi dalam beberapa tahun kedepan. Rancangan aturan tersebut sesuai seperti yang diajukan oleh Slovak National Party (SNS). Dalam isi peraturan tersebut terdapat syarat bagi sebuah agama untuk memiliki setidaknya 500 ribu pengikut untuk bisa diakui oleh negara.
Melihat dari hasil sensus terbaru, terdapat sekitar 2.000 Muslim saja yang ada di Slovakia dari total populasi 5,4 juta jiwa. Serta, belum ada masjid yang terdaftar di otoritas. Ternyata Aturan tersebut telah disetujui dua pertiga anggota parlemen, baik oleh partai penguasa maupun oleh opisisi. Sementara usulan syarat satu agama akan diakui sebagai agama resmi dengan penganut minimal 250 orang telah ditolak. SNS mengklaim aturan baru ini ditujukan untuk mencegah registrasi spekulatif atas rumah ibadah.
”Islamisasi dimulai dengan kebab dan ini sudah mulai masuk ke Bratislava. Lihat saja apa yang akan terjadi lima sepuluh tahun lagi,” kata Ketua SNS, Andrej Danko seperti dikutip Reuters, pekan ini.
Ia menambahkan, segala usaha harus dikerahkan agar tak ada sebuah masjid pun yang berdiri di masa depan.
Pada bulan Mei silam, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan bahwa Islam tak punya tempat di Slovakia usai ia kembali memangku jabatan perdana menteri untuk ke tiga kalinya. Ia menilai bahwa hal itu merupakan tugas dari politikus untuk membicarakan persoalan tersebut secara jelas dan terbuka.
Baca Juga : Beredar Lagi Tulisan Rasis Lecehkan Islam di Pemukiman Ini
Ia berharap tak akan ada puluhan ribu Muslim di sana karena Muslim mengubah karakter Slovakia. Lebih dari 62 persen warga Slovakia mengaku memeluk Katholik Roma. Slovakia juga tegas menolak gelombang pengungsi sejak terjadi krisis Eropa.
(bimbim – www.harianindo.com)