Jakarta – Muhammad Dahrin La Ode selaku pengamat intelijen menyebutkan jika gerakan proxy (penghubung) ISIS di Indonesia sudah menjadi ancaman nyata dan serius bagi pemerintah maupun masyarakat.
“Itu sudah jadi ancaman nyata dan gangguan, kalau ancaman itu kan masih bayang-bayang dulu tapi sekarang sudah jadi fakta dan hidup didalam masyarakat kita,” ujar Dahrin di Jakarta, Minggu (11/12/2016).
Dahrin yang merupakan dosen di Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengatakan paham radikal ISIS sudah mulai hidup terintegrasi di komunitas masyarakat Indonesia, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas keamanan dalam negeri.
“Maka dari itu, aparat Kamnas (TNI, BIN dan Polri) itu jadi garda depan untuk melindungi pemerintah yang sah, karena mereka sasarannya melemahkan pemerintah didalam mengelola negara ini,” ujarnya.
Dahrin juga menambahkan, ISIS menguasai jaringan penghubung (proxy) di seluruh dunia termasuk Republik Indonesia. Ia juga menyebut salah satu bagian dari kelompok berpaham radikal ISIS yaitu jaringan teroris Bekasi yang ditangkap pada Sabtu kemarin.
“Jadi mereka sasarannya selain membuat ketakutan di dunia khususnya di seluruh Indonesia, sekarang sudah person to person,” jelas Dahrin.
Dahrin megingatkan pemerintah patut waspada, pasalnya target ISIS saat ini sudah semakin fokus dan ini sangat berbahaya. Misalnya, mereka mau membunuh presiden, membunuh wakil presiden, membunu Panglima TNI, membunuh Kapolri, Ketua DPR, Ketua MK.
Baca juga: Jokowi Kembali Tegaskan Komitmennya Untuk Perangi Terorisme di Indonesia
“Sekarang sudah kesitu arah mereka,” tegasnya. (Yayan – www.harianindo.com)