Home > Gaya Hidup > Kesehatan > 6 Kesalahan Ketika Memakai Celana Dalam yang Berpengaruh Pada Kesehatan Anda

6 Kesalahan Ketika Memakai Celana Dalam yang Berpengaruh Pada Kesehatan Anda

Jakarta – Masalah kesehatan pada organ intim wanita bisa disebabkan oleh makanan, cara perawatan, bahkan pemakaian celana dalam. Menggunakan celana dalam yang salah dapat memicu infeksi dan iritasi.

6 Kesalahan Ketika Memakai Celana Dalam yang Berpengaruh Pada Kesehatan Anda

Kebiasaan mengenakan celana dalam yang menyehatkan vagina sangat tergantung pada pilihan pribadi seorang wanita, seberapa mudah kulit Anda iritasi dan kecenderungan Anda terkena infeksi.

Berikut delapan kesalahan serta kebiasaan berikut ini dapat menyebabkan organ intim Anda bermasalah seperti dilansir dari metrotvnews.com, Rabu (28/12/2016):

1. Celana dalam terlalu ketat
Meski tidak terasa sakit, namun memakai celana yang terlalu ketat bisa membuat gesekan pada kulit dan iritasi di vagina, terutama setelah menopause.

Meskipun Anda sering membuat kesalahan dengan pakaian dalam Anda, infeksi biasanya bukanlah masalah besar bagi wanita yang berusia di atas 50 tahun.
Pasalnya, menopause yang terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun membawa perubahan pH vagina, dan mengurangi risiko Anda terkena infeksi jamur dan bakteri.

2. Bentuk pakaian dalam
Bentuk celana dalam bisa berdampak pada kesehatan vagina. Jika Anda sering menggunakan korset yang sangat ketat, ini bisa membuat saraf terjepit dan penurunan sirkulasi udara di bagian vagina. Menurut Donnica Moore, ahli kesehatan perempuan, korset yang sangat ketat bisa membuat bagian sekitar kemaluan mati rasa atau kesemutan.

3. Bahan celana dalam
Para ahli sepakat bahwa bahan katun sangat baik untuk bagian selangkangan dan vagina Anda. Ini karena katun bisa membuat daerah intim Anda bernapas. Hindari pakai bahan sintetis dan hanya kenakan bahan sutera pada acara spesial.

“Ini karena sutera dan kain sintetis tidak memiliki banyak aliran udara, sehingga vagina akan terjebak dalam udara lembap yang bisa memicu munculnya jamur atau infeksi bakteri,” kata Dr. Moore.

4. Hindari thong atau G-string
Jika Anda memiliki kecenderungan terkena jamur atau infeksi bakteri, celana dalam jenis thong atau G-string bisa membuatnya semakin buruk. Celana dalam jenis ini bisa menjadikan “kendaraan” untuk bakteri masuk dari anus ke vagina.

5. Celana basah
Wanita atau pria yang sering berkeringat harus rajin mengganti celana dalam mereka secara teratur, misalnya dua kali sehari. Ini untuk menjaga bagian intim Anda tetap kering. Kondisi yang lembap dan hangat adalah tempat yang sempurna untuk pertumbuhan jamur.

Orang yang cenderung berkeringat, saat berolahraga sebaiknya menggunakan pantyliner untuk menyerap keringat dari bagian genital. Ini salah satu cara untuk menghindari keringat membasahi celana dalam katun yang mudah menyerap keringat.

Baca juga: 5 Manfaat Minyak Esensial Lavender Bagi Kesehatan

6. Non-hypoallergenic deterjen
Iritasi lain yang biasa terjadi adalah kontak dermatitis dan ini bisa disebabkan oleh deterjen Anda. Jaringan pada celana dalam Anda jauh lebih sensitif dibandingkan dengan bagian siku Anda. Banyak deterjen yang memberikan tambahan pewangi di dalamnya.

Memang, pewangi pada celana dalam Anda bisa membuat bagian vagina wangi. Namun, produk pembersih tanpa pewangi atau hypoallergenic sebanyak mungkin untuk mengurangi risiko iritasi. (Yayan – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Wow, Ganja dan Amnesia Ternyata Memiliki Keterkaitan

Wow, Ganja dan Amnesia Ternyata Memiliki Keterkaitan

Jakarta – Sudah sejak dulu, penggunaan marijuana atau ganja diduga memiliki kaitan dengan amnesia atau ...

12465455_10205256660160520_652338149_o

Follow Kami Di Line @harianindo Friends Added

Portal Berita Indonesia

Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi. Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

Aktual, Faktual dan Humanis