Home > Ragam Berita > Nasional > Aisha Nurramdhani Ungkap Cara Pandang Tuhan Beranak Dalam Sebuah Tulisan di Medsos

Aisha Nurramdhani Ungkap Cara Pandang Tuhan Beranak Dalam Sebuah Tulisan di Medsos

Jakarta – Baru-baru ini, Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab baru saja dilaporkan ke polisi. Hal tersebut lantaran ketika berceramah, Habib Rizieq sempat mengatakan kata-kata yang  diduga telah menistakan agama kristen.
Aisha Nurramdhani Ungkap Cara Pandang Tuhan Beranak Dalam Sebuah Tulisan di Medsos
“Kalau Tuhan beranak, yang jadi bidannya siapa?,” kata Habib Rizieq dalam sebuah video ceramah.
Terkait tentang pernyataannya tersebut, salah seorang Muslimah NU, yang bernama Aisha Nurramdhani sangat menyayangkan hal itu. Ia pun turut menanggapi pernyataan dari Habib Rizieq tersebut. Ia menilai bahwa pernyataan Habib Rizieq itu tidak berbobot.
Inilah keseluruhan isi dari tanggapan Aisha Nurramdhani yang telah beredar luas di media sosial :
“Pertanyaan Habib Rizieq ini saya rasa lebih asyik untuk dibahas daripada pernyataan Ahok yang sudah jelas maksudnya apa, yaitu hanya mengkritisi politisi yang memanfaatkan ayat–ayat untuk kepentingannya sendiri.

Berbeda dengan pernyataan Ahok yang memang niatnya bukan menyinggung agama, tapi lebih kepada menyinggung politisi agama; pernyataan Habib Rizieq ini malah masuk ke dalam dan menyentuh dasar keimanan Kristen sendiri.

Namun sayang, sudah terlanjur basah tapi yang keluar hanya pertanyaan dangkal seperti itu. Pernyataan Habib Rizieq kemarin saya nilai tidak berbobot. Bobotnya tidak lebih dari kebanyakan salah paham muslim-muslim yang belum pernah belajar perbandingan agama sebelumnya. Muslim yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ia bicarakan.

Dia masuk ke dalam, menyentuh dasar, tapi kualitasnya hanya setara dengan pertanyaan anak sekolah minggu / santri kecil. Muslimah seperti saya saja yang suka belajar agama bisa menjelaskannya dengan mudah.

*Siapa sih Yesus itu?*

Pertama–tama kita harus mengerti terlebih dahulu posisi Yesus di mata Kristiani. Ya, lepas dahulu kacamata Islam kita yang penuh dengan doktrin dan ayat-ayat Quran tentang nabi Isa agar dapat melihat dengan jelas perspektif Kristiani terhadap Yesus. (lepasin perspektif islamnya, bukan lepasin agama islamnya yach)

Bagi umat Kristen, Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi (=menjelma) menjadi manusia, bukan manusia yang diangkat menjadi Tuhan seperti yang selama ini disalah pahami ummat Muslim. (Red : menurut perspektif Kristen, manusia tak mungkin jadi Tuhan. Tapi Tuhan Maha Kuasa, jadi Tuhan bisa menjelma menjadi apapun, termasuk menjadi manusia. Menyangkal bahwa Tuhan bisa menjelma menjadi manusia, berarti menyangkal Kemahakuasaan Tuhan)

Hal ini bukan tanpa dasar. Mereka melihat banyaknya nubuatan mengenai kedatangan Messiah, sang pembebas, Tuhan yang mengambil rupa manusia ini dari kitab Taurat, kitabnya para Yahudi. Kitab yang sama yang juga memuat cerita mengenai nabi Adam AS, nabi Ibrahim, dan nabi Musa AS.

Ummat Islam mungkin akan sulit mengerti ajaran Kristen mengenai kodrat ganda Yesus : “sepenuhnya insani” (kamil bi al-nasut), sekaligus “sepenuhnya ilahi” (kamil bi al-lahut) sebagai Kalimatullah.

Agar mengerti, kita mungkin dapat membandingkannya dengan ajaran Islam sendiri mengenai kitab suci al-Quran al-Karim

Bagaimanapun, sebenarnya konsep dalam Kristen ini juga ada dalam Islam, dengan posisi Yesus dalam iman Kristen dibandingkan sejajar dengan posisi al-Qur’an dalam iman Islam.

Perbandingannya bukan Yesus dengan nabi Muhammad. Karena dalam Islam, nabi Muhammad sekedar penerima Firman Allah, padahal dalam Kristen Firman-Nya adalah Yesus itu sendiri
Sebaliknya, posisi nabi Muhammad sejajar dengan Maria (Maryam), karena keduanya adalah “sarana turunnya Firman ke dunia” menurut keyakinan masing-masing.

Secara teologis, keperawanan Siti Maryam juga paralel dengan kebuta-hurufan nabi Muhammad (Nabi al-Ummi). Karena fakta bahwa Maria tetap perawan dan nabi Muhammad buta huruf, menegaskan kemurnian Firman Allah, tanpa intervensi atau campur tangan manusia

Jadi sebenarnya ada hubungan paralel antara keyakinan Kristen mengenai Firman Allah yang menjadi manusia dengan keyakinan Islam akan Kalam Allah yang kekal yang turun menjadi al-Qur’an atau nuzul al-Qur’an.

Kalau Yesus itu Tuhan/Firman Allah/Kalimatullah, kenapa dia butuh makan? Kenapa dia bisa mati? Kenapa…..

Salah satu hal yang sering menjadi olok-olok kepada kaum Nasrani adalah ketika orang awam membenturkan sifat keTuhanan Yesus dengan kodratnya sebagai manusia. Rata-rata karena mereka tidak paham sifat “sepenuhnya insani” (kamil bi al-nasut) dan “sepenuhnya ilahi” (kamil bi al-lahut) yang dimiliki Yesus diatas.

Yesus adalah 100% Allah (dlm kapasitasnya sbg Firman Tuhan) namun juga 100% manusia (dlm fisik insaninya). Sama persis dengan Al Quran yang 100% Kalimatullah dan 100% buku.

Secara fisik mungkin buku tersebut dapat rusak, robek, atau bahkan terbakar sampai habis, bukan? Namun ketika Al Quran rusak secara fisik, apakah artinya Firman Allah juga telah rusak? Tentu tidak.

Yesus pun dalam rupanya sebagai manusia tentu dapat mengalami kerusakan secara fisik – merasakan rasa sakit, lapar, mati (namun bangkit lagi). Tapi kerusakan secara fisik tentu tidak berpengaruh apa-apa terhadap statusnya sebagai Firman Allah. Apalagi sampai hal-hal fisik ini dipandang sebagai bukti bahwa Yesus bukan Firman Allah.

Mungkin lho ya, olok-olok kaum awam ini dipandang oleh umat Nasrani sebagai hal yang tidak lucu sama sekali sekaligus menyedihkan. Bukan, bukan karena mereka sedang tersinggung sehingga merasa olok-olok itu tidak lucu. Tetapi lebih kepada rasa miris karena mengetahui pemahaman pengolok-olok itu terlalu dangkal.

Sama mirisnya ketika kita kedatangan orang yang niatnya menghina Al Quran yang kebetulan ketumpahan kopi: “Iiihh…. Kok lucu sih Firman Allah bisa rusak ketumpahan kopi? Bukan Firman Allah tuh namanya kalau bisa rusak!”.

Kalau kamu dengar olok-olok itu apakah kamu tersinggung? Apakah menurutmu olok-olok itu lucu? Tentu tidak. Kita tidak merasa lucu bukan karena kita merasa tersinggung. Kita merasa tidak lucu karena memang olok-olok itu sangat menyedihkan. Menggunakan sifat2 fisik sebuah buku untuk menyangkal Quran sebagai Kalimatullah adalah sesuatu yang sangat tidak nyambung. Ini menunjukkan dengan jelas kapasitas dan volume otak si pengolok.

Konsep ‘Dualisme’ Yesus (Kalimatullah-manusia) dan Quran (Kalimatullah-buku) ini juga bukanlah sebuah konsep yang dibuat-buat hingga terkesan unik bin antik, dimana suatu hal ternyata dapat memiliki 100% sifat A namun sekaligus juga memiliki 100% sifat B (sesuatu yang menjadi anggota himpunan sifat A dan B yang saling lepas).

Dalam dunia science, cahaya juga memiliki sifat 100% partikel namun secara bersamaan juga memiliki sifat 100% gelombang. Tapi bagaimanapun juga, kita tidak bisa membenturkan segala hasil eksperimen yang menunjukkan bukti cahaya adalah partikel untuk menyangkal fakta bahwa cahaya juga merupakan gelombang. Begitupun sebaliknya.

Hal ini karena memang tidak nyambung. Yang mau diuji apa, parameternya apa
Ibarat kita yang adalah 100% anak ibu, namun juga merupakan 100% anak dari bapak kita. Fakta bahwa hidung kita mirip ibu tidak lantas bisa dipertentangkan untuk menyangkal bahwa kita bukan anak dari bapak. Begitupun dengan fakta bahwa mata kita yang mirip bapak tidak bisa dijadikan bukti bahwa kita bukan anak dari ibu.

Lebih tepat kalau mau mempertanyakan Yesus adalah Tuhan atau bukan, ujilah apakah Ia pernah berbuat dosa atau tidak (karena kodrat manusia adalah berdosa). Dengan unsur Ilahi pada beliau, adakah mukjizat besar yang Ia perbuat dimana mukjizat ini hanya bisa dilakukan Allah sendiri? Membuat sesuatu menjadi mahkluk hidup, misalnya. Dst, dst.

Sama halnya dengan jika kita ingin menguji Al Quran adalah Firman Allah atau bukan. Ujilah apakah Al Quran pernah bertentangan dengan sifat kemanusiaan atau tidak. Apakah ada ayat Al Quran yang isinya memerintahkan perbuatan jahat, seperti mencuri atau membunuh misalnya. Dst, dst.

*Lantas waktu Yesus turun ke dunia siapa yang ngatur alam semesta?*

Mengatur alam semesta tidak ada hubungannya dengan hadirnya Yesus di dunia. Kita ummat Islam juga percaya kan bahwa Allah memiliki sifat omnipotent (maha kuasa) dan omnipresent (maha hadir).

Begitupun dengan umat Kristiani. Saat kita percaya bahwa Allah sedang hadir menjawab doa kita sekarang, tentu tidak perlu menyangsikan kemampuanNya dimana pada saat yang bersamaan Ia juga bisa hadir di tengah-tengah saudara kita di belahan dunia lain. Bukankah Allah itu Maha Kuasa?

*Apakah benar Yesus adalah anak biologis Tuhan?*

Teman-teman harus paham bahwa ummat Nasrani memiliki pemahaman yang sama dengan Islam, yakni Tuhan itu tidak beranak.

Bible tidak mengajarkan Allah melakukan hubungan biologis dengan Maryam sehingga melahirkan allah baru, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Inilah pemahaman sebagian umat Muslim yang salah.

Banyak dari mereka menganggap Tuhannya Nasrani itu ada 3: Tuhan Bapa, Tuhan Istri (Maryam), dan Tuhan Anak (Yesus). Mereka yang mempunyai pemahaman demikian, bahwa Yesus anak biologis Tuhan, sulit membedakan antara bahasa figuratif dan bahasa harfiah.
Tapi anehnya, bila mendengar kalimat “Muhammad adalah kekasih Allah” mereka tahu ungkapan tersebut hanya kiasan, sedangkan saat mendengar kata “Anak Tuhan” mereka langsung mengartikannya secara harfiah.

Kiranya kita mengerti bahwa Bible dan orang Nasrani manapun (bahkan bid’ah Nasrani paling melenceng seperti Saksi Yehuwa atau Mormon sekalipun) tidak ada yang mengajarkan Isa Al-Masih adalah hasil hubungan biologis antara Allah dan Siti Maryam!

*Kalau Yesus bukan anak biologis Tuhan, trus kenapa dia disebut “Anak Tuhan”?*

Anak Tuhan itu hanyalah istilah, sayang. Sama halnya dengan anak kunci atau anak tangga. Kunci dan tangga tidak melahirkan anak kunci dan anak tangga bukan?

Istilah “Anak Tuhan” disematkan kepada Yesus dalam kapasitasnya sebagai manusia. Patut dipahami oleh ummat Islam bahwa istilah anak Tuhan tersebut tidak hanya terbatas untuk Yesus saja. Tiap individu umat Nasrani menyebut dirinya anak Tuhan, oleh karena itu mereka memanggil Tuhan mereka dengan sebutan “Bapa”. Istilah anak dan Bapa ini digunakan untuk menunjukkan kedekatan ummat Nasrani dengan Tuhannya. Layaknya seorang bapak yang memelihara, membimbing, melindungi, dan mendisiplinkan anaknya, begitu pula sikap Tuhan pada ummatNya.

Akhirul kalam, seperti itulah Yesus. Bagi umat Nasrani dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Jadi tidaklah heran dalam dirinya terkandung atribut-atribut illahi yang tidak dimiliki oleh siapapun, bahkan oleh nabi manapun, seperti dapat menghidupkan orang mati.

Pun demikian, sosoknya tidaklah lepas dari sifat-sifat kemanusiaan (karena Ia memang menjelma menjadi manusia) seperti dapat merasakan rasa sakit, kantuk, lapar, sekaligus atribut anak Tuhan juga tersemat padanya, sebagaimana umat yang mengenal Allah.

Baca Juga : Pembunuhan di Pulomas : Kapolri Heran Ramlan Butar Butar Beroperasi Lagi

Sementara itu, kita ummat Islam memandang Yesus adalah suci (QS 19:19), dapat meniupkan nafas kehidupan pada tanah liat hingga menjadi burung (QS 3:40), dan banyak hal senada lainnya.
Hendaknya dari hal-hal yang sudah saya paparkan diatas dapat membantu teman-teman untuk memahami iman saudara kita yang beragama Nasrani, sehingga rasa saling menghormati dapat lebih terjalin. Aamiin… (Aisha Nurramdhani),” tulis Aisha Nurramdhani.

(bimbim – www.harianindo.com)

One comment

  1. Faisal Reza

    Begini saudari Aisha. Dalam Kristen banyak sekali pengertian ttg Yesus anak Tuhan. Tapi memang pengertiannya bukan Yesus dilahirkan oleh Tuhan tapi salah satunya adalah penjelmaan Tuhan tapi juga ada yg mengartikan adalah memang bener anak Tuhan, meski tidak melalui proses secara biologis, seperti pada penjelasan surat matius yg menyatakan ttg ‘son of God’ meski sepertinya ada lain pemaknaan bhw son of god diganti dgn GOD the SON di galatia 2:20.

    Jadi memang pemaknaanya banyak tapi iya orang kristen juga beranggap bhw Yesus memang bener2 anak Tuhan seperti yg dikatakan Al Qur’an, meski tidak dilahirkan secara fisik biologis. Maksud saya Qur’an mengkritik orang nasrani (bukan bible) yg menganggap bhw Yesus itu anak Tuhan (dalam Qur’an padahal tidak begitu maksudnya).

    Juga ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan atas kristen ttg Mary itu juga dikatakan punya sifat keTuhanan juga ada yg bilang tidak. Jadi memang banyak konsep di sekte2 Kristen itu Sendiri.

    Saya menanggapi anda dgn Al Qur’an itu sendiri yg punya dikatakan dari firman Tuhan. Iya firman Tuhan itu suci tapi Qur’an sendiri benda biasa. Ini tidak sama dgn Yesus sebab Yesus dalam bentuk fisiknya juga sudah Tuhan yaitu sebagai Tuhan anak dan yesus pun suci.

    Jadi di Kristen juga menyebut Injil firman Tuhan ini baru sama dgn Qur’an yg firman Tuhan. Injil dan Qur’an itu benda biasa tapi firman Tuhannya yg suci.

    Sdgkan Yesus dalam fisiknya juga sudah suci dan ketika katanya disalibkan utk menebus dosa umat yg percaya maka juga suci. Apapun bentuknya jesus itu suci. Jadi anda tidak bisa mempersamakan dgn kitab Al quran atau kitab injil dan firman Tuhan dalam penjelasan kesucian betuk fisik dan ruh dari yesus itu sendiri.

    Jadi anda salah disana.

    Masalah Habib Rizieq: begini kita harus melihat konteksnya, iya saya setuju dgn pendapat beliau ttg AHOK, dari mempelajari berbagai tafsir, sirah Nabi Muhammad serta praktek dari para sahabat. Jadi saya setuju dgn Habib Rizieq.

    Tapi setelah saya melihat Habib rizieq yg dikatakan penodaan itu memang saya kira dia juga ada mengolok2 nya meskipun kalau kita lihat video itu secara penuh, sebenrnya beliau justru menghimbau ke Umat Islam utk mensucikan aqidahnya dgn menghindari apapun dari perayaan natal tapi tidak membolehkan utk bertindak agresif kepada orang yg merayakan Natal. Tidak boleh kita mensweeping orang merayakan ritual natal bagi yg mempercayainya itu kan himbaunnya di Video nya.

    Tapi betul Habib disitu ada indikasi mengolok2 iman kristen dalam perkataaan ‘Bidannya’. Saya tahu Habib itu paham ttg Bible, saya yakin itu, dan dia tahu bhw yesus menurut orang kristen tidak lahir secara biologis meski orang kristen meng imani bhw Yesus adalah bener2 anak Tuhan, dari yg saya sebutkan sebelumnya.

    Jadi menurut saya tidak mengapa utk dilaporkan karena ini memang sepertinya bisa melanggar pasal2 SARA di Indonesia. Saya kira habib juga pernah dipenjarakan tahun 2013 dulu jadi tidak ada masalah. Kalau salah ya salah, dan saya kira Habib akan legowo kalau memang terbukti bersalah tetapi saya minta agar FPI juga legowo.

    Saya kira tidak mengapa: Lihat ini orang2 non-muslim pun bisa melaporkan orang kuat saat ini dalam artian habib rizieq yg lagi naik daun yg bisa mengumpulkan jutaan umat di 411 dan 212. Justru ini peluang bagi Indonesia yg bener2 melindungi semua umat.

    Da bagi saya ini justru bagus bagi Habib sendiri kalau beliau legowo dan saya dengar dia akan legowo dan tidak ada masalah kalau memang dilaporkan bersalah.

    begitu dari saya.

    Salam

    faisal

x

Check Also

PDIP Komentari Pernyataan Prabowo sebagai Reinkarnasi Bung Karno

PDIP Komentari Pernyataan Prabowo sebagai Reinkarnasi Bung Karno

Jakata – Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan mengomentari pernyataan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso ...


Warning: A non-numeric value encountered in /srv/users/serverpilot/apps/harianindo/public/wp-content/plugins/mashshare-sharebar/includes/template-functions.php on line 135