Jakarta – Pemutusan sementara kerja sama militer Indonesia dan Australia dianggap langkah yang tepat. Bila perlu, evaluasi kerja sama secara menyeluruh dilakukan apabila tidak ada iktikad baik ditunjukkan oleh Negeri Kanguru itu.

HNW : Kerja Sama Indonesia-Australia Harus Segera Dievaluasi secara Menyeluruh

HNW imbau kerja sama INdonesia-Australia ditinjau ulang

“Kalau Australia tidak serius minta maafnya, wajar kalau Indonesia meninjau seluruh hubungan antara Indonesia dan Australia,” ujar anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid pada Minggu (8/1/2017).

Diketahui, pelecehan yang dilakukan Australia tidak hanya menyebut Pancasila sebagai Pancagila. Belum selesai polemik itu, media asal Australia itu membuat opini seakan Panglima TNI Gatot Nurmantyo berambisi menjadi presiden karena memutus sementara kerja sama militer.

Tak henti di situ, Indonesia kembali mengalami pelecehan dengan berkibarnya Bendera Bintang Kejora milik Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Konsulat Jenderal RI di Melbourne.

Baca juga: Ius Pane Dapat Rp 3 Juta dari Hasil Perampokan Pulomas

“Kalau kemudian pihak Australia membiarkan terus pengibaran bendera OPM di kawasan KJRI, dia melakukan sesuatu yang sangat tidak bersahabat,” tutur pria yang juga Wakil ketua MPR itu.

Lantas apakah Indonesia perlu memutuskan hubungan diplomatik dengan Australia? Menurut dia, hal itu langkah selanjutnya setelah Indonesia menyampaikan sikap tegas, namun Australia tidak merubah sikap. Bahkan, membiarkan kasus pengibaran bendera OPM dan opini Papua bukan wilayah Indonesia dan Panglima Gatot ingin menjadi presiden.

“Di step berikutnya, tinjau ulang hubungan diplomatik Indonesia dan Australia,” tutupnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)