Harian IndoJakarta – Salah seorang pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab berencana untuk melaporkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ke Kepolisian Republik Indonesia terkait logo mirip palu arit di uang kertas rupiah cetakan baru.
Sri Mulyani
Menanggapi hal itu, Sri Mulyani menyatakan bahwa dirinya akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI). Sebagai bendahara negara, Sri Mulyani bersama dengan Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo merupakan dua orang pejabat yang membubuhkan tanda tangan pada setiap mata uang yang dicetak dan diedarkan di Indonesia.
“Nanti kita dengan BI saja koordinasi,” tutur Sri Mulyani saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Kamis (12/1/2017).
Meski demikian, namun mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut tidak memberikan komentar lebih jauh terkait dengan koordinasi yang akan dilakukan nanti. Sebelumnya, Rizieq menyatakan akan melaporkan Gubernur BI, Menkeu dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Repulik Indonesia (Peruri) terkait dengan logo mirip palu arit di uang kertas cetakan baru.
“Kami sudah bentuk tim advokat dan tim pelapor, kami akan laporkan ke Mabes Polri Gubernur BI, Menteri Keuangan, juga Peruri sebagai pencetak dan desain. Mereka tanda tangan (uang) artinya tanggung jawab,” kata Rizieq di Kompleks DPRm kemarin.
Pria yang akrab disapa Habib Rizieq itu, mengatakan jika BI menganggap bahwa logo yang dinilai mirip palu arit itu adalah salah satu bagian dari teknologi pengamanan, Rizieq mempertanyakan mengapa dicetak di logo BI sehingga membentuk pola mirip lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Padahal, sebelumnya pihaknya telah melaporkan keberadaan logo mirip palu arit di cetakan uang kertas Rp100 ribu lama. Menurut Rizieq, dalam beberapa tahun terahir, isu kebangkitan komunis patut untuk diwaspadai. Ia mengklaim memiliki 30 indikasi yang sudah disampaikannya dalam sebuah simposium yang diadakan Gerakan Bela Negara.
Baca Juga : Tercatat Sebagai Dewan Pembina GMBI, API Menuntut Kapolda Jabar Dipecat
“Indikasi ini bukan muncul karena kami umat Islam paranoid, tapi muncul dari kesadaran kami dalam berbangsa dan bernegara,” katanya.
(bimbim – www.harianindo.com)
