Jakarta – Kematian Kim Jong-nam, kakak ipar pemimpin diktator Korea Utara, Kim Jong-un, akibat dibunuh di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, menjadi sorotan dunia.
Salah satu tersangka tersangka dari dua orang wanita yang telah ditangkap oleh pihak keamanan Malaysia adalah Siti Aisyah, warga negara Indonesia (WNI).
Lantas banyak timbul pertanyaan dari masyarakat, benarkah Siti Aisyah adalah salah seorang mata-mata Korea Utara?
Menurut praktisi intelijen, Fauka Noor Farid, Siti Aisyah diduga merupakan bagian dari mata-mata yang direkrut oleh Korea Utara sebagai eksekutor dengan tugas untuk membunuh Kim Jong-nam.
âKalau lihat cara dia membunuh, tidak mungkin dia orang yang hanya baru ketemu. Seorang perempuan lahir 1992, umurnya 24-25 tahun, itu sangat muda lho, orang yang belum kenal dan belum terdidik pasti tidak berani,â ujar Fauka, Sabtu (18/2/2017).
âGaya dia keluar santai, berarti dia kan sudah terdidik. Kalau saya meyakini dia itu agen. Orang Indonesia yang dipakai Korea Utara,â tambahnya.
Fauka Noor Farid yang adalah mantan anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI ini bertambah yakin bahwa Siti merupakan bagian dari agen Korea Utara karena nama Siti Aisyah tidak terdaftar sebagai TKI di Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
âArtinya dia intelijen murni, dia ngapain ke Malaysia. Berarti dia memang agen kan, kecuali di situ dia terdaftar jadi TKI. Semakin menguatkan kalau dia adalah agen yang dipakai,â katanya.
Dugaan terhadap Aisyah semakin mengungat ketika diketahui Siti Aisyah tidak langsung kabur setelah berhasil membunuh Kim Jong-nam.
âIbarat kita melempar batu di air. Kita mau tahu gelombagnnya sejauh apa, bener nggak, itu kenapa dia tidak kabur dulu. Dia (Siti Aisyah) mau tahu,â ungkap Fauka Noor Farid.
(samsul arifin â www.harianindo.com)