Home > Unik > Awas, Sejak 2005 Skip Challenge Telah Memakan Korban

Awas, Sejak 2005 Skip Challenge Telah Memakan Korban

Jakarta – Skip Challenge saat ini sedang mewabah di media sosial Tanah Air. Namun kehadirannya ternyata mengundang kekhawatiran akibat dampak berbahaya tantangan yang juga dikenal dengan nama passout challenge itu.

Awas, Sejak 2005 Skip Challenge Telah Memakan Korban

Skip Challenge

Sejatinya, tantangan ini sudah terlebih dahulu populer di negara Barat seperti Amerika Serikat dan sekitarnya sejak lama. Sebelum merenggut nyawa bocah 11 tahun, Da’Various Gray asal Carolina Selatan, permainan #skipchallenge yang lebih populer di AS dengan sebutan #passoutchallenge telah menyebabkan remaja perempuan dan laki-laki usia 15 di AS meninggal pada 2005 dan 2012.

Seperti dilansir dari Foxnews, Sabtu (11/3/2017), Kimberly Wilson (15) ditemukan tewas ketika bermain pass-out-game, Agustus 2005 lalu. Menurut orangtua Kimberly, putrinya sudah mulai melakukan permainan tersebut sekitar satu atau dua tahun dan kematiannya tidak disengaja.

Sementara di tempat lain pada penghujung September 2012, David Nuno (15), meninggal setelah terjatuh menghantam gelas kaca gara-gara memainkan permainan serupa. Potongan gelas kaca melukai lehernya. Nuno dan teman-temannya mempraktikkan permainan yang mereka lihat di Youtube. Sayangnya paramedis gagal menyelamatkan nyawa Nuno, meskipun remaja itu telah dilarikan ke Rady Children’s Hospital, dikutip dari Dailymail.

Tantangan dengan tagar #skipchallenge dilakukan dengan cara menekan dada selama beberapa detik hingga invidu tersebut merasa kekurangan oksigen. Setelah itu ia bisa kehilangan kesadaran atau pingsan. Selain menekan dada, permainan ini biasa dilakukan dengan menjerat leher, atau melakukan gerakan squat kemudian menahan napas. Namun intinya adalah berusaha mencapai kondisi hilang kesadaran.

Dr Nick Flynn dari Union Quay, Medical Centre, Cork, mengingatkan bahaya dan risiko dari tantangan ini berupa hilangnya kesadaran, hipoksia (kondisi otak kurang pasokan oksigen), kejang, kerusakan otak, hingga kematian.

“Anak-anak tersebut melibatkan diri dalam situasi yang tak terkontrol. Ini sangat berisiko,” tukas Dr Flynn, dikutip dari Irishexaminer.

“Ketika melakukan tantangan itu mereka meniru kondisi kekurangan napas. Mereka menghentikan gerakan otot dada dan fungsi dada sehingga tak cukup pasokan oksigen ke otak. Otak yang kekurangan oksigen menyebabkan orang tersebut hilang kesadaran,” terang sang dokter. (Yayan – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Inilah Sweater Pemusnah Keperjakaan Yang Kini Menjadi Tren di Jepang

Inilah Sweater Pemusnah Keperjakaan Yang Kini Menjadi Tren di Jepang

Jakarta – Bukan cuma Paris, Milan, London, atau New York, Tokyo, Jepang juga bisa tempat ...

12465455_10205256660160520_652338149_o

Follow Kami Di Line @harianindo Friends Added

Portal Berita Indonesia

Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi. Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

Aktual, Faktual dan Humanis