Home > Ragam Berita > Nasional > KH Marzuki Mustamar : “Mereka Yang Suka Mengafirkan Harus Diberi Pelajaran”

KH Marzuki Mustamar : “Mereka Yang Suka Mengafirkan Harus Diberi Pelajaran”

Pamekasan – Belakangan ini, memang kerap terdengar tudingan kafir, bid’ah, syirik, dan sejenisnya. Harusnya, kita bisa mersepon hal tersebut dengan kepala dingin. Jangan menyikapinya dengan tanggapan negatif pula, namun lawanlah dengan cara ilmiah.

KH Marzuki Mustamar : "Mereka Yang Suka Mengafirkan Harus Diberi Pelajaran"

KH Marzuki Mustamar

Hal tersebut sebagaimana yang ditegaskan oleh KH Marzuki Mustamar ketika menjadi pembicara Dauroh Aswaja di halaman kantor PCNU di Jalan R Abb Azis Pamekasan, Ahad (22/1/2017). Acara tersebut digagas oleh PCNU Pamekasan dan turut melibatkan Pengurus Aswaja Center dan Pengurus MWCNU dari 13 kecamatan.

“Tiap kali kita dituding dengan penilaian negatif, jangan sekali-kali kita diam. Sebab, itu akan membuat mereka kian besar diri. Mereka yang suka mengafirkan atau membid’ahkan itu, harus diberi pelajaran dengan dalil naqliyah dan dalil aqliyah,” tegas Kiai Marzuki di hadapan ribuan warga nadhliyin.

Oleh sebab itu, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Malang tersebut menelorkan gagasan yang diabadikan ke dalam karya monumentalnya, kitab Muhtashor al-Muqtathofat li Ahlilbidayat. Kitab tersebut dibagikan secara gratis kepada para peserta acara Dauroh Aswaja.

“Semua amaliyah an-nahdliyah, diurai dalam kitab tersebut beserta dalil-dalilnya. Isinya tidak asal comot, tapi ada dasar autentiknya,” tegas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur ini.

Kitab tersebut akan menjadi salah satu rujukan utama dalam diskusi keagamaan di Indonesia. Bahkan, telah lama kitab tersebut, dikaji secara rutin di beberapa masjid di Kota Malang, tepatnya setiap Selasa pukul 19.00 ba’da shalat Isyak. Bukan hanya di satu tempat saja, jadwal rutin tersebut berjalan di seluruh Masjid yang ada di Malang secara bergilir.

Ketika ditelusuri, kitab al-Muqtathofat menawarkan informasi mengenai keabsahan tradisi ubudiyah masyarakat secara syar’i. Dengan kata lain, buku ini memupuk kepercayaan masyarakat Muslim Indonesia secara umum, khususnya bagi kalangan nahdyiyin, bahwa tradisi ritual ubudiyyah seperti tahlilan, haul, upacara selatan kelahiran, ritual empat dan tujuh bulan kandungan, peringatan Maulid Nadi, qunut dan shalat, beserta yang lainnya, tidak melenceng dari akidah.

Baca Juga : Wantimpres Berikan Dukungan Terkait Upaya Penguatan KPK

“Bahkan, termasuk bagian dari sunnah Nabi Rasulullah SAW,” tukas Kiai Marzuki Mustamar.

(bimbim – www.harianindo.com)

x

Check Also

Meski Jadi Plt, Djarot Tetap Berkoordinasi dengan Ahok Dalam Menjalankan Tugas

Meski Jadi Plt, Djarot Tetap Berkoordinasi dengan Ahok Dalam Menjalankan Tugas

Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah dijatuhi hukuman dua tahun penjara oleh majelis hakim. ...

12465455_10205256660160520_652338149_o

Follow Kami Di Line @harianindo Friends Added

Portal Berita Indonesia

Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi. Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

Aktual, Faktual dan Humanis