Washington DC – Setelah serangan senjata kimia yang diduga dilakukan oleh rezim pemerintahan Suriah, Bashar al-Assad, yang menewaskan puluhan warga sipil, Amerika Serikat memutuskan untuk menggempur pangkalan militer Suriah dengan sedikit 59 rudal Tomahawk.
Adanya serangan dari Amerika Serikat itu diakui oleh pihak otoritas Suriah.
“Salah satu pangkalan udara kami yang ada di pusat negara ini menjadi target serangan rudal oleh Amerika Serikat pada subuh, yang memicu kerusakan,” tutur sumber militer Suriah yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Jumat (7/4/2017).
Menurutnya, serangan Amerika Serikat (AS) tersebut dinilai sebagai agresi terhadap Suriah. Serangan terhadap pangkalan udara Shayrat terjadi pada Jumat (7/4/2017) sekitar pukul 03.45 waktu setempat.
Pentagon sendiri menyatakan bahwa mereka telah menembakkan 59 rudak Tomahawk dari dua kapal perang AS yakni USS Porter dan USS Ross yang telah siaga di Laut Mediterania.
“Rudal-rudal ini menargetkan pesawat tempur, tempat penampungan pesawat, petroleum dan area penyimpanan logistik, bungker suplai amunisi, sistem pertahanan udara dan radar,” terang juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, kepada wartawan.
Serangan ini diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump setelah adanya serangan senjata kimia yang menewaskan 80 orang, termasuk anak-anak di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib.
(samsul arifin – www.harianindo.com)