Bandung – Walaupun gelaran Pilgub Jabar baru akan digelar satu tahun dari sekarng, Ridwan Kamil mengklain sudah mulai diserang menggunakan isu agama. Sosok yang akrab disapa Kang Emil ini menyayangkan dengan merebaknya isu di media sosial terkait penerbitan 300 surat izin pembangunan rumah ibadah non-muslim sepanjang dirinya menjabat sebagai wali kota Bandung.

Ridwan Kamil Merasa Difitnah Terkait Perizinan Rumah Ibadah Non Muslim

Ridwan Kamil

Emil lantas merasa difitnah dengan munculnya isu tersebut. Menurutnya, sepanjang menjadi wali kota, pihaknya baru mengeluarkan 10 izin rumah ibadah yang terdiri atas lima masjid, tiga gereja dan dua vihara.

“Saya sudah teliti itu informasi dari Kesbangpol yang terdahulu. Sudah diklarifikasi maka saya sampaikan. Definisi fitnah itu sudah diklarifikasi, per kemarin masih beredar karena situasi politiking-politiking. Jadi bukan kekeliruan di situ, tapi penggunaan informasi yang sudah diklarifikasi masih juga disebarluaskan oleh pihak-pihak tertentu. Sampai tadi malam beredar bahasa-bahasa seperti itu, jadi saya luruskan,” ungkap Emil kepada wartawan saat ditemui seusai mengisi acara di Masjid Al Ukhuwah, Jumat (28/4/2017).

Emil melanjutkan, apabila isu SARA yang diembuskan tersebut berkaitan dengan pencalonannya dalam Pilgub Jabar. Sebab isu tersebut diembuskan oleh orang-orang dari partai politik.

“Karena (fitnah itu) datang dari mulut-mulut ketua partai. Karena datangnya dari sana dan tadi malam informasinya. Padahal sudah diklarifikasi 2 minggu lalu masih terus beredar dan diembus-embuskan, maka masuk definisi difitnah,” ucap Emil tanpa menyebut ketua partai yang dimaksud menyebar fitnah.

Emil mengaku bahwa dirinya sudah memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa isu SARA yang beredar di media sosial merupakan fitnah. Ia mencontohkan salah satu fitnah yang dialamatkan kepadanya yakni terkait penerbitan izin rumah ibadah non-muslim yang disebut akan semakin banyak apabila dirinya menduduki kursi Jabar 1.

“Bahasanya juga lebay. Nanti jumlahnya ribu-ribu ‘cenah kitu’ (katanya begitu). Jadi bahasa fitnahnya itu 300 per tahun, berarti kalau nanti Pak Wali (jadi Gubernur) jumlahnya ribu-ribu begitu katanya,” ungkap Emil.

Emil pun berharap pelaksanaan Pilkada Jawa Barat tidak disusupi isu SARA. Ia pun ingin agar pelaksanaan pesta demokrasi dilakukan secara santun dengan menang lewat gagasan bukan dengan mencaci maki.

Baca juga: Wow, Gadis Cantik Ini Mendapat Kiriman Bunga Spesial Dari Ahok

“Mudah-mudahan di Bandung dan Jabar jangan kayak Jakarta lah. Kalau bisa kita pesta demokrasi itu santun menang dengan gagasan bukan dengan memaki-maki orang. Mudah-mudahan itu menjadi dasar demokrasi di jabar satu level lebih tinggi dari Jakarta, amin,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)