Home > Ragam Berita > Nasional > Lulung Minta Masyarakat Dunia Tak Ikut Campur Terkait Vonis Ahok

Lulung Minta Masyarakat Dunia Tak Ikut Campur Terkait Vonis Ahok

Jakarta – Vonis dua tahun penjara yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi sorotan dunia internasional. Bahkan badan HAM PBB meminta Indonesia untuk meninjau ulang pasal tentang penodaan agama.

Lulung Minta Masyarakat Dunia Tak Ikut Campur Terkait Vonis Ahok

Terkait hal ini, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham Lunggana atau yang bisa dipanggil dengan Haji Lulung mengatakan bahwa pihak luar tidak perlu ikut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia.

“Tidak boleh ikut campur. Ini rumah tangga di Indonesia, punya rakyat sendiri, punya aturan sendiri,” kata Lulung di Grand Sahid Hotel, Jakarta.

Menurut Lulung, karena Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, dan ras, maka diperlukan undang-undang dan aturan agar masing-masing bisa saling menghormati.

Penghapusan pasal penodaan agama dirasa justru akan membuat seseorang bebas untuk melakukan penistaan terhadap agama lain.

“Nantinya orang tidak terbatas melakukan penistaan agama. Akhirnya kita saling berkelahi gara-gara saling hina agama,” ucap Lulung.

“Kalau ada undang-undang, tidak ada main saling pukul. Udahlah, mereka enggak usah ikut campur,” tambahnya.

Seperti diketahui, melalui Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Asia Tenggara PBB (OHCHR), PPB mendesak Indonesia untuk meninjau kembali pasal-pasal penistaan agama. Hal yang sama juga dilakukan oleh badan Amnesty International.
(samsul arifin – www.harianindo.com)

One comment

  1. Jomantara Projodikoro

    Dengan adanya vonis penjara 2 tahun untuk Ahok yang menurut kacamata barat tidak “FAIR” dan mendapat banyak PROTES, mungkin Indonesia akan dikucilkan oleh masyarakat internasional kaya Negara super aneh KORUT. Walaupun demikian saya kira Indonesia tidak akan setahan dan sekuat KORUT karena Indonesia banyak didera urusan2 keagamaan, KORUPSI (khususnya di DPR), Premanisme Politik, Demokrasi yang kebablasan, Radikalisme/fanatisme agama / Intoleransi / Sektarian / Racialisme Etnis, orang2 kita lebih mementingkan keakhiratan dari pada berkarya nyata/keduniaan/kreativitas, penggunaan agama untuk keuntungan politik, Hobbi demonstrasi2 dari masalah agama, buruh, tanah dsb., banyak sekali perilaku2/cara2 primitip untuk mencapai tujuan/pemaksaan kehendak, jelas2 penegak hukum tidak bisa selalu diandalkan (Akil Mohtar, Patrialis Akbar, Djoko Susilo dll.) Ingin cepat kaya sesaat tp etos kerja loyo, lebih banyak meminta daripada memberi pada negeri ini (Korea Selatan ketika krismon rakyatnya banyak yang ramai2 menyumbangkan hartanya demi bangkit dari krisis. Indonesia malah memperparahnya dg korupsi BLBI), Keterbelakangan Teknologi (KORUT sudah masuk ke abad Nuklir) , Ekonomi yang labil (digoyang sedikit Rupiah ambrol, padahal tidak dalam keadaan perang dan budget pertahanan sedikit), Pendidikan kurang berhasil meski 20 % APBN untuk pendidikan), Disilpin Nasional yang rendah (the country’s interest is above everything), minim prestasi dibanding dg KORUT (prestasi olahraga KORUT hebat di event2 internasional) dan Krisis Kepemimpinan (susah cari negarawan2 panutan yg ada adalah negarawan2 kaya Fahri dan Fadli). KORUT tidak punya permasalahan diatas ini semua. Satu2nya keuntungan Indonesia adalah berlokasi di kawasan Surga, negri kepulauan terpisah dari negara2 lain, rakyat tidak diperkenakan pegang senjata secara bebas, tapi tidak pernah bersyukur dengan karunia Tuhan tapi diekpresikan dengan banyak omong kosong dan bertengkar dan habis energy dengan cekcok masalah agama dan fulus yang haram. Maaf mungkin saya banyak salah dan berbeda dg anda2.

x

Check Also

Ini Kronologi ‘Pencekokan’ Miras Oleh Kapolres Simalungun Versi ‘Korban’

Ini Kronologi ‘Pencekokan’ Miras Oleh Kapolres Simalungun Versi ‘Korban’

Jakarta – Hermanto Purba atau Bobby telah diperiksa oleh tim dari Irwasda Polda Sumatera Utara ...