Harian IndoJakarta – Ahli bahasa dari Universitas Indonesia, Rahayu Surtiati menyebutkan, kasus laporan kepolisian yang ditujukan kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, bisa menjadi pelajaran agar masyarakat lebih berhati-hati menggunakan kata-kata di media sosial.
Namun demikian, Rahayu menjelaskan bahwa tuduhan ujaran kebencian yang ditujukan kepada Kaesang salah alamat. Karena pada vlog-nya yang kemudian diunggah ke YouTube, Kaesang hanya menggunakan parafrasa atau penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud menjelaskan makna yang tersembunyi.
Rahayu juga tidak menemukan unsur penodaan agama yang disebutkan oleh pelapor, Muhammad Hidayat, sebab kata-kata yang digunakan Kaesang tidak bisa diinterpretasikan dan ditunjukkan pada agama Islam atau umat tertentu.
Menurut Rahayu, Kaesang hanya membahas kasus mereka yang tidak mau menshalatkan jenazah sesama muslim hanya karena berbeda dalam memilih pemimpin.
Rahayu mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam mengunggah sesuatu di media sosial karena beberapa pihak menjadi sangat sensitif.
“Karena sekarang semuanya apalagi pihak yang merasa dirinya benar itu sedang sangat sensitif,” kata Rahayu, Kamis (6/7/2017).
“Jadi lebih baik kita tidak usah menggunakan kata-kata seperti itu deh,” ujarnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
