Jakarta – Musim kemarau yang disertai cuaca panas dapat mengganggu distribusi dan kualitas air dalam tanah serta merusak lingkungan. Tidak hanya lingkungan, kekeringan juga memiliki dampak buruk bagi manusia.
“Gangguan yang paling awal itu dehidrasi, kulit kering dan gangguan pernapasan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kebakaran hutan tentu asapnya bisa menyebabkan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),” ujar Spesialis Pulmonologi dr. Danche Theno, dalam Metro Siang, Jumat (28/7/2017).
Danche menambahkan, cuaca panas dan kemarau memang tak dapat dihindari. Tetapi paling tidak setiap orang bisa melakukan pencegahan sebelum terserang dampak buruk kekeringan.
Semisal, minimal menghindari paparan udara yang kering dengan menggunakan masker. Upayakan agar mencari sumber air lain serta hindari tempat-tempat yang dimungkinkan menjadi lokasi potensial kebakaran.
“Upayakan agar sesering mungkin minum karena saat cuaca panas apalagi ketika terjadi kebakaran hutan bisa saja terjadi gangguan napas yang menyebabkan oksigen dalam tubuh menurun. Masker memang tidak optimal tapi paling tidak bisa meolong sebagian,” tegasnya.
Baca juga: Mitos-mitos Terkait Olahraga
Khusus bagi orang tua, lanjut Danche, agar lebih sering mengawasi anak-anaknya. Karena bukan hanya dehidrasi, anak akan mudah terserang gangguan pernapasan diare saat kondisi lingkungan tidak begitu baik. (Yayan – www.harianindo.com)