Harian IndoSurabaya – Jaksa Agung M Prasetyo mengibaratkan melawan para koruptor seperti bermain catur. Banyak filosofi yang dapat dipetik dari olahraga catur yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini (catur) mengajarkan kita mengatur strategi dan taktik dan bagaimana mengerahkan anggota. Menghadapi koruptor ini kan luar biasa, mereka memiliki langkah-langkah luar biasa, maka kita tidak boleh kalah dengan mereka,” kata M Prasetyo saat membuka Fide Internasional Open Chess Tournament Piala Jaksa Agung di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Selasa (1/8/2017).
Karena itu, Jaksa Agung mengaku pihaknya juga menggunakan strategi permainan catur dalam menangani kasus korupsi karena para koruptor begitu lihai mencuri uang negara dan sulit untuk dibuktikan tindak pidananya.
“Pion kecil dan sederhana dengan langkah terbatas, tetapi jumlahnya banyak. Menteri dengan langkah ke segala arah. Tetapi menteri tidak bisa apa-apa tanpa bantuan bidak lain. Artinya, jangan merasa paling penting. Pion jika bisa menembus garis lawan, dia bisa bertransformasi jadi apa pun. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini,” ungkap M Prasetyo.
Kejuaran Catur ini sendiri diikuti oleh empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Uzbekistan. Ada 13 master yang akan ikut meramaikan pertandingan. Grand Master Indonesia yang ikut bertanding yaitu Susanto Megaranto dari Jawa Barat.
“Ada juga dua grand master, satu dari Indonesia dan satu dari Filipina,” kata Kepala Kejati Jatim, Maruli Hutagalung, di tempat yang sama. (samsul arifin – www.harianindo.com)
