Harian IndoJakarta – Hingga beberapa bulan setelah penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, belum juga terungkap. Beberapa pihak lantas mempertanyakan keseriusan polisi dalam mengungkap kasus ini.
Menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Novel Baswedan sendiri sebenarnya telah mengetahui akan adanya serangan terhadap dirinya berdasarkan laporan inteliijen kepolisian yang disampaikan kepadanya.
“Di awal, Novel Baswedan punya optimisme kasus ini bisa dituntaskan, karena ada deretan peristiwa yang menyertai sebelum serangan kepada Novel. Polda Metro Jaya, saat itu Iriawan, mengatakan ada potensi penyerangan terhadap Novel,” ucap Dahnil dalam diskusi Cerita Novel, KPK, dan Pansus DPR, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Atas informasi tersebut, Polda Metro Jaya pun sempat mengirimkan tim pengamanan di sekitar tempat kediaman Novel. Namun setelah itu, tim yang diduga berasal dari Mabes Polri juga turut melakukan pengamanan.
“Mereka pun ditarik. Artinya sejak awal, Polda sudah berkomunikasi dengan Novel,” ujar Dahnil.
Bahkan menurut penuturan Dahnil, jauh hari sebelum serangan 11 April, Novel telah mengendus adanya portensi tersebut berupa penyerangan atau perampokan untuk mengambil barang bukti dalam perkara kasus korupsi.
“Ini yang tidak dipublikasikan,” ujar Dahnil.
Meski awalnya Novel disebut optimis pihak kepolisian akan dapat menangkap pelaku penyerangan, namun sejak pekan ketiga hingga saat ini muncul banyak keganjilan dari penyelidikan ini.
Dahnil Anzar juga memastikan Novel Baswedan mengantongi sejumlah bukti terkait keterlibatan sejumlah pihak dalam kasus penyerangan terhadap dirinya tersebut.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
