Harian IndoWashington DC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja menandatangani memorandum kepresidenan yang melarang merekrut transgender untuk menjadi anggota militer AS.
Dalam memorandum itu juga memerintahkan agar kementerian terkait berhenti memberikan dana operasi untuk pergantian seksual bagi anggota militer AS, kecuali dengan alasan medis.
Selain, aturan yang baru ini juga memberikan mandate kepada kemerterian terkait untuk mempertimbangkan pembatasan penugasan hingga pemecatan para personel transgender yang telah berdinas.
Namun demikian, memo itu tidak menyebut secara detail terkait kebijakan pembatasan penugasan hingga pemecatan para personel transgender yang telah berdinas tersebut.
Meski banyak pihak memprediksi aturan tersebut akan diberlakukan pada awal 2018, namun kebijakan ini sendiri harus melalui peninjauan dari badan legislatif dan y[udikatif terlebih dahulu.
Sedangkan sejumlah pengamat memandang kebijakan tersebut akan mendapatkan hambatan besar dari lembaga legislatif dan yudikatif.
Hal tersebut mengingat jumlah transgender yang aktif menjadi personil militer AS mencapai 2.150 – 10.790 orang.
Sebelum ini, Presiden Barack Obama pada 2016 lalu memberikan ‘lampu hijau’ kepada kaum transgender yang ingin mendaftar menjadi anggota militer AS.
Namun pada Juli 2017 lalu, memberikan keputusan yang berbeda. Melalui akun Twitter, Trump akan membatasi hingga melarang transgender untuk menjadi anggota militer.
“Setelah berkonsultasi dengan para jenderal dan ahli militer, harap dimaklumi bahwa Pemerintah Amerika Serikat tidak akan menerima atau mengizinkan transgender untuk melayani dalam kapasitas apapun dalam kemiliteran,” tulis @realDonaldTrump.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
