Jakarta – Pada tanggal 20 Oktober 2017 mendatang, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan tepat berusia 3 tahun.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono lantas menuliskan surat terbuka berupa beberapa catatan yang rangkum di tiga tahun pemerintahan Jokowi yang ia sebut banyak cerita lucu, gaduh, dan kerjanya.
Berikut isi suratnya:
Surat Untuk Sahabatku Kangmas Joko Widodo di Tiga Tahun Pemerintahannya
Tiga tahun pemerintahan Joko Widodo memang kalau diperhatikan ada lucunya, ada gaduhnya, dan ada kerjanya.
Lucunya misalnya salah megangkat Menteri ESDM Arcandra Tahar yang masih warga negara Amerika dan selang tidak berapa lama diganti dan diangkat lagi jadi wakil menteri.
Lucunya lagi ada yang berperan jadi posisi STER dalam pemerintahan Joko Widodo Kalau dalam catur, siapa dia yaitu Luhut Binsar Panjaitan satu-satunya tokoh yang bisa berganti posisi di tiga tempat, eh empat ya, dalam pemerintahan mulai dari Kepala KSP, Menkopolkam, Menko Maritim dan Caretaker Menteri ESDM.
Nah, gaduhnya masih ingat gaduh KPK vs Polri saat Mas BG mau jadi Kapolri. Aneh, KPK langsung aja jadiin tersangka Mas BG dalam kasus rekening gendut, dan gaduhnya setelah Mas BG mengajukan praperadilan KPK dan menang kok Mas BG tidak dilantik jadi Kapolri. Gaduh lagi akhirnya komisioner KPK dicari juga kesalahannya sama Polisi.
Akhir untuk membalas rasa bersalah, Kangmas Joko Widodo memberikan jabatan Kepala BIN ke Mas BG dan bintangnya jadi empat alias Jenderal.
Nah jelang tiga tahun, gaduh lagi antara TNI dan Polri terkait kasus import 5000 senjata yang mau dipakai Polri.
Nah sekarang kerjanya apa ayo si Kangmas Joko Widodo. Kalau saya suruh menilai kerja Kangmas Joko Widodo sih tidak jelek-jelek amat ya. Kalau dinilai ya 7,5 lah belum sampai 10.
Memang kalau saya perhatikan Kangmas Joko Widodo ini senang kerja tak kenal waktu, maklum karena latar belakang beliau sebagai pengusaha mebel yang memang membuat dia harus kerja keras untuk bisa membuat mebel yang indah dan unik serta berproduksi tepat waktu serta memasarkannya dengan tidak mudah karena mebelkan sebuah barang yang tidak masuk kebutuhan primer bagi keluarga.
Saya menilai kalau Kangmas Joko Widodo itu sebenarnya sosok orang jujur dan baik yang mau mencoba menyelesaikan semua persoalan negara terutama masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dia seorang decision maker yang hebat bukan peragu kayak SBY.
Tapi sayang teramat sayang Kang Mas Joko Widodo terlalu risk taker dalam mempercepat perbaikan ekonomi nasional dan tidak pakai tim ekonomi berkelas Mercy baru tapi mengunakan tim ekonomi second hand yang sebenarnya mereka lah bersama SBY yang membuat ekonomi Indonesia susah untuk take off.
Sudah bagus sih alokasi dana subsidi BBM dialokasikan ke pembangunan infrastruktur, tapi beresin dulu sebenarnya daya beli masyarakatnya dan pendapatan masyarakatnya sehingga tidak kaget ketika harga BBM dan listrik naik tinggi.
Begitu juga Kangmas Joko Widodo yang mencanangkan pertumbuhan 7 persen dalam Trisakti, Nawacitanya dengan mengandalkan pembangunan infrastruktur. Nah akhirnya engga kesampaian sampai tiga tahun ini tumbuh hanya 5 Persen aja.
Nah sekarang Kangmas Joko Widodo baru sadar kalau proyek pembangunan infrastruktur akhirnya memberatkan APBN dan menambah hutang negara kan.
Nah terus akhirnya target pembangunan proyek listrik 35.000 MW dalam Nawacita dikurangi. Namun, ini salah satu mesin pertumbuhan ekonomi loh. Nah kalau dikurangi berarti pertumbuhan ekonomi akan jadi menurun dari 5 persen loh tahun depan.
Begitu juga targetnya swasembada pangan tahun 2017 tapi justru impor pangan kok besar banget ya. Apa swasembada pangannya dihasilkan dari kebun dan sawah negara lain ya.
Tapi di tiga tahun pemerintahan Joko Widodo saya nilai Pak Joko Widodo hebat dan lihai dalam memimpin negara ini. Semoga ya Kangmas tidak ada krisis politik dan ekonomi hingga Pilpres 2019.
Jangan sedih Kangmas walau tingkat elektabilitas Kang Mas kata beberapa lembaga survei terus turun. Hiraukan itu dan kerja, kerja, kerja untuk rakyat yang penting ojo mikir Pilpres sik yo.
Salam hormat,
Arief Poyuono
Waketum Gerindra.
(samsul arifin – www.harianindo.com)