Bogor – Pada Sabtu (10/2/2018) hari ini, diketahui telah terjadi keributan antara beberapa pengemudi taksi online dengan sejumlah orang. Keributan tersebut terjadi di Terminal Damri, Baranangsiang, Kota Bogor.
Awalnya, keributan tersebut terjadi usai salah seorang pengemudi taksi online dianiaya oleh beberapa orang di terminal tersebut. Korban yang diketahui bernama Cahyo tersebut mendapat luka di bagian tangan. Menurut pengakuan Cahyo, dirinya sempat dipukul sebanyak dua kali oleh gerombolan tersebut.
Usai kejadian tersebut, puluhan pengemudi taksi online langsung mendatangi Terminal Damri guna mencari pelaku penganiayaan tersebut. Situasi sempat memanas, saat mereka terlibat baku hantam dengan beberapa orang di sana.
“Ada 3 sampai 4 orang. Terus dari belakang orang-orang itu bilang, ‘lu online ya’. Jangan cari makan di sini. Badan saya diputar, dikerubutin. Saya berontak, terus ditarik, dipukul, disuruh push-up juga,” kata Cahyo di lokasi.
Cahyo melanjutkan bahwa sebelum kejadian tersebut, dirinya memang sempat mendapat orderan untuk membawa penumpang ke Terminal Damri. Lantas, penumpang tersebut memintanya untuk menunggu di Mall Botani, sebelah terminal.
Penumpang tersebut, lanjut dia, menghubungi Cahyo kembali dan memintanya membawa barang-barang. Dia pun langsung bergegas menghampiri penumpang tersebut di dalam Terminal Damri.
“Mobil saya parkir di luar, enggak masuk ke Damri. Terus penumpangnya minta tolong dibawain barang-barangnya. Saya masuk ke dalam. Dari situ saya dikeroyok. Sekarang udah visum di rumah sakit,” ungkap dia.
Di sisi lain, Ketua Komunitas Taksi Online Bogor Syahrul Ansori meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus dugaan penganiayaan tersebut. Syahrul menilai bahwa insiden tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi di Terminal Damri.
Syahrul pun menyebutkan bahwa ada beberapa pengemudi taksi online yang kerap mendapat perlakuan intimidasi dari sekelompok orang di sana.
“Kami minta untuk diusut kasus ini. Ini bukan pertama kalinya, udah sering. Kami tidak pernah mengganggu mereka, sama-sama cari rejeki,” pungkas dia.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)