Jakarta – Puisi karangan Mustofa Bisri yang dibacakan calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum lama ini dipersoalkan karena terdapat kalimat yang dituding menistakan agama Islam.

Puisinya Disebut Menistakan Agama Islam, Ini Tanggapan Gus Mus

Terkait hal ini, Taj Yasin, calon Wakil Gubernur Jateng pasangan Ganjar yang sempat mengantar Gus Mus berangkat ibadah umrah menuturkan bahwa Gus Mus merasa prihatin karena puisinya dipermasalahkan, padahal puisi itu ia buat 30 tahun lalu pada era Orde Baru.

“Gus Mus prihatin karena puisi yang dulu jadi ikon perlawanan Orde Baru malah dipermasalahkan di era sekarang,” kata Gus Yasin, saat mengantar Gus Mus ke Bandara Ahmad Yani Semarang, Rabu (11/4/2018).

Menurut Gus Yasin, selama dalam perjalanan ke bandara Gus Mus sempat bercerita bahwa puisi itu sebagai gambaran perlawanan rakyat yang tertindas pada jaman Orde Baru.

“Konteksnya dulu itu masyarakat tertindas karena politik waktu itu, jadi itu ungkapan dan puisi itu menjadi puisi wajib ketika masyarakat gerakan-gerakan LSM dan mahasiswa untuk demo,” kata Yasin

Gus Mus juga menuturkan, dirinya sangat menyesalkan penafsiran yang salah soal isi dari puisi karangannya itu.

Santri-santrinya di GP Ansor dan Banser juga menanyakan siapa yang mempersoalkan puisi Gus Mus ini.

“Banyak sekali dari teman Banser dan Ansor, mereka bertanya siapa yang melaporkan dan menghina puisi tersebut. Tapi karena Gus Mus mau umrah jadi belum bisa ketemu mereka,” kata Gus Yasin.

Gus Mus sendiri berpesan agar tidak menanggapi terlalu jauh soal kontroversi dari isi puisinya yang dipersoalkan.

“Kata Gus Mus ‘wes jarke wae lah toh (sudah biarkan saja lah), mereka akan kena batunya sendiri, itu kan malah menguntungkan njenengan (Anda) sama mas Ganjar toh itu bukan njenengan yang ngarang’,” tutur Gus Yasin menirukan pesan Gus Mus.
(samsul arifin – www.harianindo.com)