Harian IndoJakarta – Publik di media sosial kembali ramai memperbincangkan tentang seorang pria yang menyanyikan lagu yang berjudul 2019 ganti presiden. Dalam lagu yang berdurasi 5 menit 14 detik tersebut, syair-syair lagu berisikan tentang kritik terhadap pemerintah terkait permasalahan ekonomi.
Kemudian, lagu tersebut menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah. Fahri menilai bahwa lantunan lagu tersebut adalah gejolak yang muncul di masyarakat atas kondisi yang terjadi mengenai permasalahan bangsa.
“Itu kan gelombang ya, gejolak yang muncul dan pasti akan terus terjadi. Ya santai aja,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Fahri melanjutkan bahwa tidak ada yang boleh seorang pun menganggu kebebasan berpendapat orang lain. Sama halnya dengan pemerintah yang seharusnya tidak perlu takut dengan berbagai kritik yang dilontarkan oleh masyarakat tersebut.
“Sekarang ini ada hashtag ganti presiden, debat dong, ayok. Kubu ganti presiden dengan kubu presiden seumur hidup debat,” tuturnya.
Menurut Fahri, dalam negara demokrasi, tak seharusnya berbagai permasalahan disikapi dengan cara tegang. Sebaliknya, demokrasi harus bisa menjadi motor penggerak untuk menimbulkan, menghidupkan dan menguntungkan masyarakat luas.
“Nanti rakyat dapat yang terbaik. Oh ternyata yang terbaik itu yang presiden seumur hidup misalnya, ya kenapa begitu aja cara hidup ini di demokrasi. Jangan tegang-tegang, semua orang pengin ditangkap semua orang pengen diawasi. Jangan begitu caranya. Bikin kacau,” tutupnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)
