Jakarta – Proyek Rehab Berat sekolah tahun 2017 di Jakarta kembali menuai kontroversi. Setelah ditemukannya sejumlah bahan bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, kini diketahui anggaran untuk pembuatan bedeng pekerja mencapai Rp 2,4 miliar.
Angka tersebut merupakan dana total untuk pembuatan bedeng di 119 lokasi sekolah yang direhab berat.
Sejumlah pihak lantas mempertanyakan dari mana angka miliaran rupiah itu hanya untuk membuat bedeng dari triplek dan kayu seluas 12 meter persegi dan tinggi 2,5 meter.
Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang terdapat di dokumen kontrak untuk 3 sekolah (SDN Pinangsia 01/02, SDN Duri Utara 05/06, dan SMPN 225 Jakarta) pembuatan bedeng dengan lantai plesteran sebesar Rp 21,3 juta.
Angka tersebut didapat dari harga satuan pekerjaan itu Rp 1,7 juta per meter persegi untuk volume bedeng 12 meter persegi.
Bila ditotal untuk proyek Rehab Berat di 119 sekolah di Jakarta, anggran untuk pembuatan bedengnya saja mencapai Rp 2,4 milliar.
Berdasarkan keterangan seorang pemilik toko bangunan yang juga memiliki perusahaan konstruksi yang tidak ingin disebutkan namanya, pembuatan bedeng untuk pekerja biasanya hanya menghabiskan biaya Rp 6 juta sampai Rp 10 juta saja.
Dengan demikian, pihak kontraktor rehab berat sekolah mendapatkan untung sebesar Rp 11 juta. Bila ditotal untuk 119 lokasi maka kontraktor mengantongi keuntungan Rp 1,221 milliar, hanya untuk pembuatan bedeng saja.
Untuk diketahui, proyek rehab berat ini dikerjakan oleh PT Murni Konstruksi Indonesia dengan total nilai kontrak Rp 180 milliar.
Pihak PT Murni Konstruksi Indonesia sendiri belum memberikan pernyataan terkait temuan ini.
(samsul arifin – www.harianindo.com)