Jakarta – Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S Uno menyampaikan ada 40 masjid yang menyebarkan paham radikal di Jakarta. Dia mengaku mendapatkan data dari putri Gus Dur, Alissa Wahid. Hingga saat ini pernyataan tersebut masih belum dapat dibuktikan pada publik tentang kebenarannya.

Soal Masjid Terpapar Radikalisme, DMI : "Jangan Kita Banyak Berpolemik"

Komjen Pol Syafruddin

Mengetahui hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen Pol Syafruddin dengan tegas membantahnya. Syafruddin pun mengimbau kepada semua pihak agar berhenti berpolemik terkait hal itu.

“Jadi ini bulan Ramadan. Jangan kita banyak berpolemik, (menggiring) opini publik,” jelasnya di Kantor DMI, Jakarta Selatan, Sabtu (09/06/2018).

Syafruddin menilai bahwa tak elok jika masjid yang merupakan tempat suci itu malah dipolemikkan. Syafruddin mengatakan informasi itu juga telah dibantah dan luruskan. Sekali lagi ia menegaskan bahwa tak tepat jika mengalamatkan masjid sebagai tempat penyebaran paham radikal.

“Tempat ibadah dan tempat suci masjid itu supaya kita jaga bersama. Supaya kita juga hati-hati berbicara,” ujar Wakapolri ini.

Baca juga : Anies-Sandi Kembali Mendapat Kritikan Pedas Dari Koalisi Pejalan Kaki

“Di situ masjid. Gimana mau radikal. Tempat ibadah, tempat suci. Tidak ada. Pokoknya saya konsisten membantah itu bahwa pasti masjid tidak ada tempat begituan,” sambungnya.

Oleh karena itu ia mengimbau kepada pengurus, takmir, dan marbut agar ikut menjaganya. Menurut Syafruddin, masjid hendaknya dijadikan sebagai tempat membangun dan mempererat persaudaraan antar umat Islam (ukhuwah Islamiyah).

“Makanya program kita itu adalah program yang soft. Yaitu kebersihan, estetika, ekonomi berbasis masjid, wisata religi berbasis masjid, itu semua soft. Silakan masyarakat mengambil pilihan-pilihan yang soft approach. Kalau istilahnya saya itu selalu melakukan pendekatan soft approach,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)