Jakarta – Pihak Istana menganggap pernyataan Wakil Ketua Umum Ferry Juliantono yang menyinggung Presiden Jokowi soal polemik kunjungan Sekjen PBNU Yahya Cholil Staquf ke Israel, adalah salah alamat.

Waketum Gerindra Seret Jokowi Soal Yahya Staquf, Istana : Payah!

“Ah Ferry nggak ikut perkembangan sih, Ferry payah itu. Iya kalau Gus Yahya, Gus Yahya, kenapa mesti ke pemerintah, kepada presiden? Kalau Yahya, ngomong dong dengan Gus Yahya-nya, toh nggak usah ke presiden dan pemerintahnya,” kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, Rabu (13/6/2018).

Menurut Ngabalin, posisi Jokowi terkait Palestina sudah sangat jelas, sehingga pernyataan Ferry dinilai tidak relevan.

“Emang Ferry nggak ikuti perkembangan? Coba lihat itu, prioritas yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Luar Negeri itu memprioritaskan semua event-event internasional itu terkait dengan Palestina,” ujar Ngabalin.

“Masa sih Ferry nggak tahu kalau presiden mengatakan bahwa, bilang apa coba. Coba buka itu jejak digital kembali. Lihat pernyataan presiden yang luar biasa itu,” imbuhnya.

Terkait Yahya Staquf, ngabalin meminta agar Ferry mengklarifikasinya langsung ke Yahya, bukan justru menyerang Jokowi.

“Kalau umpama Gus Yahya tidak… eh, Kiai Staquf tidak ngobrol mengenai Palestina, kenapa mesti seret presiden? Lucu!” ucap Ngabalin.

Seperti diketahui sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ferry Juliantono menyinggung soal undangan Israel kepada Yahya Staquf, dan menyeret nama Presiden Jokowi.

“Yahya Staquf dan Jokowi sama-sama ngibul tentang undangan ke Israel,” ujar Ferry.

Yahya menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang moderatornya Direktur Forum Global AJC Rabi David Rosen, di Israel pada Minggu (10/6/2018) waktu setempat.
(samsul arifin – www.harianindo.com)