Harian IndoJakarta – Yusril Ihza Mahendra selaku Ketua Umum DPP PBB menilai bahwa manufer politik Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai Calon Presiden dengan menggandeng Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Cawapresnya telah memperburuk citra Ulama yang mendukungnya.
Dirinya menilai bahwa jika merujuk pada hasil musyawarah Ijtim Ulama dan Tokoh Bangsa di Hotel Peninsula beberapa waktu lalu, Prabowo diserahi dua opsi pasangan Capres-Cawapres yang akhirnya tidak diindahkan.
Saat memberikan keterangan Sabtu lalu, Yuzril berujar jika “Ulama-ulama yang berijtimak itu kini berada dalam dilema. Apakah mereka akan menarik dukungan dari Prabowo karena tidak patuh kepada hasil ijtimak,”
Kondisi semakin dinilai tak stabil usai muncul maklumat dari Rizieq Shihab yang kirimkan pesan dari Mekkah bahwa akan ada pembahasan kembali perihal hasil Ijtima Ulama yang tak diindahkan Prabowo.
“Atau Ijtimak Jilid II akan mengeluarkan keputusan baru sebagai ‘qaul jadid’ yakni mencabut ‘qaul qadim’ keputusan sebelumnya, artinya pedagangpun boleh dipilih jadi Wapres, tidak perlu ulama spt UAS dan USA,” lanjutnya.
“Kalau ini terjadi, maka di mana muka para ulama itu akan ditempatkan?,” tegasnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)
