Harian IndoJakarta – Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menyebutkan, masalah utama kasus Ratna Sarumpaet bukan soal cerita bohongnya, karena Ratna tidak pernah menyebarkan ke ranah publik atau mengunggahnya di media sosial.
Bahkan saat Ratna menyampaikannya kepada Fadli Zon, Prabowo, hingga Amien Rais, dilakukan secara tertutup.
Namun menurut Boni, kubu Prabowo-Sandi menanggapinya dengan interpretasi yang berlebihan dengan tujuan menyudutkan Presiden Jokowi.
“Seolah-olah negara menjadi biadab dan rezim Jokowi otoriter. Merekalah yang membuat kebohongan RS menjadi fenomena politik,” kata Boni Hargens.
Boni juga mengaku tidak mengerti bagaimana bisa kubu Prabowo-Sandi yang terdiri dari orang-orang pintar bisa secara serentak menyatakan bahwa Ratna Sarumpaet menjadi korban kekerasan.
“Tak mungkin juga ini kebodohan kolektif atau sakit jiwa berjemaah yang tiba-tiba. Lebih masuk akal kalau ini diatur jauh hari,” ujar Boni Hargens.
“Saya ingin katakan, dalam kasus RS ini terjadi kedunguan bersama yang seperti virus baru mengidap para politikus oposisi,” pungkas Boni.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
