Jakarta – Salah seorang Musisi yang juga seorang anggota DPR RI Komisi Pendidikan, Anang Hermasyah mengaku tidak sependapat dengan ide dari Pasha Ungu untuk menetapkan tanggal 22 Desember, hari saat tragedi tsunami di Selat Sunda yang menewaskan hampir semua personel Band Seventeen, menjadi hari duka musik Indonesia.

Anang Hermansyah Tak Setuju Dengan Ide Pasha Ungu Soal Hari Duka Musik Indonesia

“Ide hari duka cita bagi musik Indonesia atas peristiwa yang menimpa Seventeen Band tampak populis, tapi tidak menyasar pada substansi. Mestinya Pasha dapat membuat kebijakan yang lebih konkret bagi industri musik di Palu,” kata Anang dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 4 Januari 2018.

Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau yang akrab dipanggil Pasha Ungu itu, saat ini menjabat Wakil Walikota Palu. Menurut Anang, seharusnya Pasha membuat peraturan daerah (perda) yang lebih kongkrit terhadap hak intelektual dalam penggunaan lagu di tempat karoke cafe, hotel termasuk konser musik di Kota Palu sendiri.

Anang menilai, peristiwa duka yang telah menimpa Seventeen, seharusnya memantik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membuat sistem yang pasti terkait pelaksanaan UU No 28/2014 tentang Hak Cipta.

“Begitu semestinya cara pemerintah menghormati musibah yang menimpa Seventen Band,” ujar dia.

Sebelumnya, Pasha Ungu sempat memberi usulan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi, agar menetapkan 22 Desember sebagai hari duka musik Indonesia. Permintaanya tersebut dia tulis dalam akun Instagram pribadinya @pashaungu_vm.

Menurut Pasha, dia hanya sekadar mengusulkan dan tidak memaksa Jokowi untuk menetapkan hari duka tersebut. Dia berujar, ada atau tidaknya hari duka itu, tidak akan mengurangi empatinya sebagai sesama musikus tanah air. Postingan dari Pasha Ungu itu direspons oleh Ifan Seventeen, satu-satunya personel yang selamat dalam tragedi itu.

“Terlepas dari kesedihan hebat yang dirasakan oleh semua korban tsunami, aku pingin ngucapin terimakasih untuk doa dan supportnya yang tanpa putus untuk @seventeenband,” tulis Ifan Seventeen di kolom komentar.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)