X
  • 5 days ago
Categories: NasionalRagam Berita

Pemred Obor Rakyat Tidak Merasa Bersalah Meski Telah Dipenjara

Jakarta – Hingga saat ini, pimpinan redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono, tidak kapok meski sempat dipenjara karena kasus pemberitaan negatif soal Jokowi pada 2014 lalu.

Menurut Setiyardi Budiono, dipennjara oleh penguasa merupakan hal yang biasa bagi seorang jurnalis.

“Itu biasa-biasa saja. Diintimadisi orang saat jadi wartawan, di penjara. Itu biasa biasa saja. Itu risiko profesi. Buka berati mau seperti itu ya bukan. Sama seperti wartawan perang yang meninggal di tengah perang. Jadi saya menanggapinya biasa saja,” kata Setiyardi, Jumat (11/1/2019).

Bahkan, Setiyardi masih merasa tidak bersalah meski Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menyatakan dirinya bersalah dan divonis 8 bulan penjara.

“Orang saya nggak merasa bersalah. Saya dihukum karena dilaporkan orang. Dan begini loh di Myanmar sampai sekarang ada tuh wartawan yan di penjarakan oleh militer sana. Apakah mereka salah? Dari kacamata militer sana mereka bersalah. Tapi apa mereka bersalah? Belum tentu,” beber Setiyardi.

Lebih jauh Setiyardi mengungkapkan bahwa Tabloid Obor Rakyat akan diaktifkan kembali setelah sempat ‘mati’ dalam beberapa waktu lamanya.

“Kenapa sekarang baru diterbitkan lagi karena saya baru keluar dari penjara. Karena di dalam penjara tidak bisa nggak mungkin bikin media masa,” terangnya.

Seperti dietahui, Tabloid Obor Rakyat sempat membuat heboh pada 2014 lalu karena menuliskan bahwa Jokowi adalah keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing.

Di halaman depan Tabloid yang terbit pada Mei 2014 ini terdapat judul headline ‘Capres Boneka’ dengan gambar karikatur Jokowi sedang mencium tangan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
(samsularifin – www.harianindo.com)

Samuel Philip Kawuwung :