Kolombo – Karena adanya tudingan kelompok militan Islam Lokal sebagai pelaku terorisme oleh Pemerintah Sri Lanka, para warga Muslim di sana hampir tak pernah meninggalkan rumahnya.

Warga Muslim Takut Keluar Rumah Pasca Bom di Sejumlah Gereja

Salah satu warga bernama Mohamed Hasan, mengaku takut keluar dari rumahnya di Kolombo sejak awal pekan ini. Ia bahkan meminta bosnya di perusahaan percetakan untuk mengizinkannya bekerja dari rumah.

“Keluarga saya takut jika saya keluar, saya tak akan bisa kembali dalam keadaan hidup,” ujar Hasan kepada AFP.

Seperti yang telah diketahui, Komunitas Muslim di Sri Lanka memang sedang menjadi sorotan karena pemerintah menuding kelompok militan bernapas Islam, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ), mendalangi bom beruntun di delapan lokasi tersebut.

Lebih dari 350 nyawa melayang dan 500 orang lainnya terluka akibat serangan di sejumlah gereja dan hotel mewah tersebut.

Komunitas Muslim di Sri Lanka sudah mengecam aksi tersebut. Namun, mereka tetap merasa khawatir akan ada serangkan kepada mereka lantaran agama yang mereka anut.

Seorang warga Muslim lainnya, Zareena Begum, mengaku tak bisa tidur nyenyak sejak serangan tersebut terjadi.

“Saya tahu orang marah kepada Muslim. Anak kecil yang dibawa di lengan ibunya sendiri terbunuh. Saya tak membayangkan kebencian seperti itu ada di jantung warga. Kebencian itu menimbulkan lebih banyak kebencian,” tuturnya.

“Kami terperangkap di rumah kami sendiri. Kami takut keluar.”

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)