Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia tidak akan menyelesaikan permasalahan di Jakarta, salah satunya kemacetan. Menurut Anies, kontribusi terbesar bukan aktivitas pemerintahan.

Anies Angkat Bicara Terkait Pemindahan Ibu Kota

“Jadi perpindahan Ibu Kota tidak otomatis mengurangi kemacetan karena kontributor kemacetan terbesar di Jakarta adalah kegiatan rumah tangga dan kegiatan swasta, bukan kegiatan pemerintah,” kata Anies di Pasar Kenari, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).

Anies memaparkan kendaraan pribadi di Jakarta hingga saat ini mencapai sekitar 17 juta. Sementara kendaraan dinas hanya 141 ribu. Jika pegawai negeri sipil (PNS) menggunakan kendaraan pribadi, menurut dia, maka hanya menyumbang 8-10 persen dari total kendaraan di Jakarta.

“Komponen kegiatan pemerintahan sangat kecil. Tidak kemudian mengurai masalah kemacetan,” kata Anies.

Hari ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas mengenai rencana pemindahan Ibu Kota. Dalam rapat itu, Jokowi memutuskan Ibu Kota dipindah ke luar Pulau Jawa.

Rencana ini didasari karena masalah kemacetan. Selain itu, daya dukung lingkungan Jakarta dinilai sudah tidak baik karena masalah banjir. Banjir di Jakarta bukan saja berasal dari hulu, tapi juga diakibatkan kemiringan muka tanah, terutama di pantai utara Jakarta yang penurunan muka tanahnya sekitar 7,5 sentimeter per tahun.

Menurut Anies, pemerintah pusat masih mengkaji rencana itu. Presiden, kata dia, menugaskan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian PUPR untuk mengkaji lebih lanjut. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)

Pemindahan ibu kota yang dipahami Anies pun hanya aspek pemerintahannya. Sementara kegiatan perekonomian tetap di Jakarta. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)