Washington DC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pernyataannya mengecam keras Iran setelah mendengar kabar pesawat drone milik Amerika ditembak jatuh oleh Iran di Teluk Oman.

“Iran membuat kesalahan besar!” ujar Trump melalui akun Twitter-nya pada Kamis (20/06/2019).

Sebagai respon, AS sempat akan melancarkan serangan udara meski kemudian dibatalkan tanpa alasan yang jelas. Meningkatnya tensi hubungan antara Paman Sam dengan Negeri Para Mullah tersebut berpotensi pada meletusnya perang. Lantas, siapakah yang akan menang dalam skenario Amerika Serikat jadi berperang melawan Iran?

Dari segi sumber daya manusia, AS unggul dalam jumlah populasi yang mencapai 325 juta. Selain itu, AS memiliki sekitar 1,3 juta personel aktif dan 2 juta pasukan cadangan. Sementara Iran hanya memiliki 80 juta penduduk. Personel militer aktif Iran hanya 550 ribu dan pasukan cadangan Iran tidak sampai 1 juta.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm menyebutkan bahwa untuk 2017, AS menganggarkan USD 610 miliar untuk kepentingan militer. Sementara Iran hanya memiliki anggaran sekitar USD 14,5 miliar.

Untuk kendaraan lapis baja, AS mengandalkan M1 Abrams sebagai main battle tank yang canggih. Sedangkan militer Iran masih mengandalkan tank bekas Perang Dingin. Meskipun Iran sedang mengembangkan tank Karrar, namun kapabilitasnya masih belum teruji. Dari segi jumlah, Iran hanya mempunyai 1.650 tank sedangkan AS memiliki 5000 tank.

Di matra udara, AS mengungguli Iran dengan total 13.000 pesawat tempur sementara Iran hanya memiliki 550 jet. Terlebih, kini AS disokong dengan pesawat terbaru Lockheed-Martin F-35 Lighning II dengan fitur stealth (siluman). Sementara Iran mengandalkan MiG-29 buatan Rusia dan bekas pesawat tempur AS seperti F-14 dari era sebelum revolusi.

Angkatan laut AS yang memiliki 282 kapal perang, dengan 11 di antaranya bertenaga nuklir mampu menggagahi Iran yang hanya memiliki 200 kapal patroli dan 50 kapal perang.

Tak hanya di tiga matra, Iran pun bersaing dengan membuat senjata nuklir. Sementara Amerika hingga kini memiliki 6.500 hulu ledak nuklir sebagai senjata strategisnya.

Meskipun Iran tidak unggul jika menghadapi Amerika Serikat dalam perang konvensional, namun hingga kini Iran masih mengandalkan operasi klandestin yang tertutup di Timur Tengah. (Elhas-www.harianindo.com)