Jakarta – Salah satu alasan yang mendasari pemerintah untuk memindah ibu kota ke luar Pulau Jawa adalah prediksi yang menyebutkan bahwa pulau tersebut berpotensi akan kehabisan air pada tahun 2040. Dengan 150 juta penduduk, kebutuhan air di Pulau Jawa jelas sangatlah besar.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, diketahui bahwa tiap tahun, satu orang di Jawa hanya bisa mendapat 1.169 meter kubik air. Besaran tersebut oleh KemenPUPR diberi status ‘ada tekanan’. Bahkan, pada 2040 diperkirakan besaran tersebut turun drastis dengan angka 476 meter kubik dan status ‘kelangkaan total’.

Kegawatan tersebut hanya berlaku di Pulau Jawa. Sementara di Bali, NTT, dan NTB, satu orang per tahun bisa mendapat 4.224 meter kubik. Sementara angka ketersediaan air per kapita tiap tahun di pulau-pulau lainnya berada di atas 15.000 meter kubik. Ketersediaan yang paling melimpah adalah di Papua. Tiap orang per tahun bisa mendapat 296.841 meter kubik.

Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut perubahan iklim, tingginya jumlah penduduk, hingga alih fungsi lahan menjadi alasan dibalik kelangkaan air di Pulau Jawa. Hal tersebut juga diperparah dengan curah hujan yang terus menurun sekitar 3 persen.

Meskipun pemerintah menargetkan adanya 65 bendungan baru di seluruh Indonesia dengan 12 bendungan di Jawa, namun kebijakan tersebut tidak akan mampu menghilangkan krisis air begitu saja. Peneliti senior LIPI, Rachmat Fajar Lubis, memandang bahwa teknologi massal penjernih air jauh lebih efektif karena mampu memanfaatkan sumber air yang tidak digunakan sebelumnya.

“Kalau prediksi perubahan iklim benar, bendungan akan tetap kering. Jadi perlu pemanfaatan air marjinal, yaitu air di sekitar manusia yang tidak pernah dimanfaatkan seperti air laut, air sungai, air gambut atau air sisa pertambangan.”

Namun sayangnya, teknologi tersebut membutuhkan dana dan waktu riset yang tak sedikit. Sedangkan pemerintah lebih menginginkan teknologi hasil riset yang siap guna. (Elhas-www.harianindo.com)