Jakarta – Rizal Ramli, selaku Ekonom senior yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak akan mencapai target, bahkan bisa “nyungsep” (turun drastis) hingga hanya 4,5%.

“Tahun ini ekonomi Indonesia akan semakin nyungsep. pertumbuhan ekonomi Indonesia paling hanya 4,5%. Pemerintah sebelumnya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal 5,2%, tetapi data terakhir hanya 5,0% sekian. Dugaan kami akan anjlok terus jadi 4,5%,” kata Rizal Ramli di kawasan tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/08/2019).

Rizal Ramli dapat memperkirakan hal tersebut sebab didasarkan pada indikator makro yang menunjukkan kecenderungan semakin merosot. Antara lain, kondisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal II-2019 sebesar US$ 8,4 miliar atau 3,04% dari produk domestik bruto (PDB).

“Grafik transaksi berjalan makin lama semakin merosot, bahkan data terakhir sudah US$ 8 miliar lebih. Dari PDB juga meningkat lumayan. Ini sebetulnya sangat membahayakan dan semua analisis keuangan melihat hal ini,” kata Rizal.

“Sering dikatakan kalau neraca perdagangan yang defisit ini karena faktor eksternal seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Padahal, negara lain seperti Vietnam, Thailand dan Myanmar bisa mengambil manfaat dari trade war ini. Sementara kita salahnya tidak mengantisipasi kejadian ini sebelumnya, padahal ini semua bisa diperkirakan,” paparnya.

Rial berkeinginan apa yang disampaikannya dapat menjadi peringatan bagi pemerintah agar bisa segera melakukan langkah-langkah antisipasi dan perbaikan. Namun menurutnya pemerintah selalu membantah dan mengatakan kalau kondisi perekonomian Indonesia masih baik. (NRY-www.harianindo.com)