Jayapura – Tak hanya aktivitas kota yang lumpuh, para warga Kota Jayapura juga harus menanggung sejumlah kerugian sebagai dampak dari kerusuhan yang terjadi di kota tersebut. Dikabarkan sebelumnya bahwa sejak Kamis (29/08/2019) lalu, massa aksi memasuki Jayapura hingga menginap di Kantor Gubernur Papua hingga Jumat (30/08/2019) ini.

Masyarakat di Kota Jayapura mulai mengeluhkan harga bahan bakar yang melonjak. Hal itu disebabkan karena langkanya pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, pertalite, dan solar.

Salah satu warga yang terdampak adalah Richard Mayor. Ia mengaku harus menunggu antrean demi mendapatkan BBM premium. Tak hanya menunggu lama, warga Abepura tersebut juga terpaksa merogoh kocek lebih dalam dari biasanya.

“Tadi saya isi satu liter bensin eceran Rp 50.000,” ujar Richard. 

Baca Juga: Benhur Tomi Sedih Kerusuhan Lumpuhkan Kota Jayapura

Kondisi BBM yang langka di Jayapura tersebut juga diakui oleh Pertamina. Berdasarkan keterangan dari Unit Manager Communication, Relations and CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho, pasokan BBM di Kota Jayapura dan sekitarnya memang sengaja dihentikan sementara. Hal tersebut dilakukan setidaknya sampai Jayapura kondusif kembali.

“Jadi situasinya kan kurang kondusif, makanya kami hentikan sementara waktu penyaluran dari terminal BBM, hingga situasi kembali normal,” tutur Brasto.

Pihaknya beralasan bahwa mereka saat ini lebih mengutamakan keselamatan dari para distributor BBM. Terlebih, selama aksi demo berlangsung, para massa aksi melakukan sejumlah tindakan vandalisme yang merusak sejumlah fasilitas umum.

“Kami khawatir keselamatan dari penyalur, truk tangkinya dan juga infrastruktur dan personel SPBU. Apalagi kemarin ada dua SPBU di Entrop dan Kotaraja dispensernya dirusak oleh pendemo. Kantor kami juga yang di Argapura dirusak,” ungkap Brasto.

Kini, Brasto berharap semoga kondisi di Jayapura kembali kondusif seperti sediakala dan aman terkendali. Tak hanya berpengaruh bagi pasokan BBM, pulihnya Jayapura diharapkan juga kembali menghidupkan kegiatan perekonomian di kota tersebut. (Elhas-www.harianindo.com)