Baghdad – Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikenal sering melancarkan serang dalam bentuk bom bunuh diri. Namun seiring dengan melemahnya kekuatan dan berkurangnya personel mereka, ISIS pun saat ini menggunakan takti barunya: menggunakan hewan sebagai pengebom bunuh diri.

Dilansir dari laman the New York Times, Kamis (05/09), menurut juru bicara kepolisian di Provinsi Diyala, Irak, Kolonel Ghalib Al-Atyia, Sabtu lalu penduduk di Desa Al Islah melihat sebuah pemandangan aneh: dua ekor sapi dipasangi rompi bom berjalan-jalan di sebelah utara desa.

Kedua hewan itu kemudian mendekati rumah-rumah warga dan bom itu diledakkan dari jarak jauh. Kedua hewan tersebut mati seketikan dan bom merusak rumah terdekat dengan ledakan namun tidak ada korban jiwa.

Menurut pengamatan Al Atyia, peristiwa itu membuktikan ISIS kekuatannya kian melemah setelah bertempur melawan pasukan Irak yang didukung Amerika Serikat selama empat tahun dan anggota mereka saati ini mulai berkurang untuk melakukan aksi teror.

Memakai sapi untuk melancarkan serangan bom termasuk strategi yang aneh di Irak. Sapi biasanya dibandrol cukup mahal, sekitar USD 1.200 atau setara Rp 16 juta untuk diambil daging dan susunya.

Sejumlah saksi mengungkapkan baru pertama kali melihat sapi yang mati mengenaskan dengan menggunakan cara seperti itu.

Kolonel Al-Atyia mengungkapkan bahwa serangan sapi itu menyiratkan beberapa tujuan ISIS, yang utama adalah ingin memberi tahu bahwa mereka masih bercokol di wilayah itu. Memasangi sapi dengan bom lalu mengirimnya ke sebuah desa berarti anggota ISIS berada tidak jauh dari lokasi untuk meledakkan bom dari suatu jarak tertentu.

Selain itu, ISIS ingin melakukan intimidasi terhadap penduduk desa supaya mereka bisa menguasai daerah itu sebagai kawasan itu dekat dengan jalan menuju provinsi sekitar. (Hr-www.harianindo.com)