Jakarta- Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Hariadi Kartodihardjo mengungkapkan bahwa dirinya dan sejumlah rekan yang tergabung dalam akademisi tolak revisi UU KPK mengalami teror berupa panggilan dari orang yang tidak jelas.

“Saya juga kena itu. Beberapa orang kena, ini masih terjadi. Saya barusan ditelepon dari Arizona Amerika. Saya enggak angkat nomor enggak dikenal. Teman-teman sudah mengganti WA grup tetapi masih waspada ini beneran apa enggak,” ujar Hariadi, Rabu (11/09).

Hariadi menyatakan bahwa rekannya yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Rimawan akun WhatsApp-nya pun diretas. Rimawan, kata dia, mengirim pesan bernada mendukung revisi UU KPK di dalam grup akademisi tolak revisi UU KPK.

“Akun Pak Rimawan, sekarang sudah ganti handphone dan sudah bikin WhatsApp grup lagi,” terangnya.

Hariadi membeberkan bahwa grup tersebut terdiri dari akademisi lintas universitas yang tegas menolak revisi UU KPK. Dia menjelaskan setiap perkembangan yang terjadi masing-masing universitas dilaporkan dalam grup tersebut.

“Iya sama, terus ditambahi yang lain. Yang terakhir dosen perguruan tinggi supaya bisa inklusiflah teman-teman dosen bisa gabung,” lanjutnya.

Grup tersebut merupakan kelompok yang sama ketika menekan Jokowi untuk menolak calon pimpinan KPK bermasalah yang diserahkan oleh panitia seleksi. Bahkan, mereka juga menyurati Jokowi.

“Kita dapat dari sumber informal, tapi jawaban resmi enggak dapat,” katanya.

Senada, Ketua Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zainal Arifin Mochtar juga mengalami hal yang sama, yaitu dihubungi nomor tidak jelas. Begitu pula dengan rekan-rekannya yang biasa bersuara menolak revisi UU KPK.

“Sekitar puluhan kali (mendapat telepon), saya ngecek ke teman-teman, mostly semua ngeluh. Kalau di WhatsApp grup ada sekitar 10 orang yang ngaku, seperti Bivitri Susanti dan sebagainya,” ungkap Zainal saat diskusi bertajuk Pelemahan KPK 4.0 di Gedung Dwiwarna KPK, Rabu (11/09). (Hr-www.harianindo.com)