Jakarta – Presiden Joko Widodo direncanakan akan dilantik pada 20 Oktober 2019. Terkait dengan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tersebut, banyak yang memperkirakan akan terjadi banyak gangguan. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bahkan mengklaim bahwa gangguan terorisme juga berpotensi muncul pada saat pelantikan Jokowi sebagai presiden terpilih.

Terkait hal tersebut, dibutuhkan kewaspadaan nasional dari semua pigak. “Semua faktor kemungkinan ada. Saya rasa jangan dikaitkan dulu dengan pelantikan presiden, kita enggak tahu apa yang terjadi besok pagi tanpa ada tingkat kewaspadaan tingkat nasional. Jadi kita harus sama-sama menjaga,” ungkap Kepala Seksi Pemulihan Prasarana Korban Terorisme BNPT, Nurturyanto, saat ditemui di Depok pada Sabtu malam, 28 September 2019.

Nurturyanto juga merasa khawatir, jelang pelantikan presiden dan wakil presiden, para pengakses informasi di dunia maya sangat berisiko bersa untuk terpapar radikalisme. Kekhawatirannya ini diungkapkannya berdasarkan riset BNPT. Dan pada 2010 silam, Depok sempat masuk dalam zona merah BNPT.

“Tapi sekarang alhamdulillah Depok sudah hijau, clean,” katanya pada wartawan.

Dia pun menyadari bahwa teroris bisa terjadi di mana saja. Bahkan sudah melakukan penyebaran di seluruh ujung dunia. Tak akan ada negara yang bisa lolos dari jeratan terorisme, termasuk Indonesia. Untuk itu, harus ada peningkatan kewaspadaan.

Terkait hal tersebut, Nur yang hadir sebagai pembicara seminar nasional pemuda anti narkoba dan terorisme di kawasan Jalan Aster III, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok itu pun memberikan apresiasi terhadap langkah yang dilakukan warga setempat dengan menggelar seminar semacam ini. Sebab menurutnya, narkoba dan terorisme merupakan dua kasus yang sangat berbahaya bagi sebuah bangsa.

Indonesia, kata Nur juga sudah seharusnya waspada terhadap perkembangan paham radikal, terlebih cukup banyak deportan-deportan dari Suriah yang akan kembali ke negeri ini.

“Tentunya dalam hal ini BNPT punya peran penting sebagai koordinasi tapi ini jadi tugas kita bersama. Kalau bukan kita siapa lagi.”

Tak perlu jauh-jauh ungkap Nur jika ingin melakukan pengamanan terhadap bahaya teroris dan juga narkoba. Bisa diawali dengan mewaspadai lingkungan terdekat. Namun, agar pengamanan maksimal perlu adanya kerjasama yang baik antar warga dan pengurus lingkungan maupun aparat.

“Lingkungan terdekat kitalah yang harus kita waspadai, bukan mencurigai tapi mewaspadai itu penting,” tukasnya. (Hr-www.harianindo.com)